19 Desember 2010 menjadi hari yang penting seumur hidup saya, ketika saya dibaptis dan nama saya berubah menjadi Maximinus Darwin Boy Sxander. #blushing
Lalu terjadilah percakapan enteng antara saya dengan kito. Sedikit mengulas tentang nama Santo dan Santa, dia juga mengulas tentang nama yang menjadi pegangan hidupnya. Jika kita, sang pembawa nama berbuat salah banyak, sama saja kita mencemarkan nama mereka yang kita amini sebagai teladan kita.
Sebelumnya, saya memilih nama Maximinus karena hari pestanya sama dengan ulang tahun saya. Tetapi setelah dibaca lagi riwayat hidupnya, ada sedikit kemiripan dia dengan saya. Kami sama-sama suka menulis, tetapi karyanya sudah banyak yang hilang. Yang dikenang hanyalah jasanya melawan Arianisme.
Hal lain yang menonjol dari Santo Maximinus adalah ia suka menolong mereka yang diusik dan dikucilkan, memberikan mereka dukungan dan semangat hingga dapat berdiri kembali. Ketika saya membaca hal tersebut, saya berkaca kepada diri sendiri. Apakah saya sendiri seperti itu? Terkadang ketika saya melihat orang yang dikucilkan, saya malah sempat berpikir bahwa mereka adalah kaum bermasalah. Memang pemikiran yang bodoh.
Biarlah hidup dia menjadi teladan bagi saya yang meminjam namanya. Mengubah pemikiran yang bodoh ini menjadi sikap penolong bagi mereka yang terkucilkan.
God, please let me be the future Maximinus, who bring the glory of God to whose who are excommunicated and harassed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar