9.2.13

Backpacking Trip: Malangnya Nasibku; Day 1

30 Ribu Ajah

"30 ribu aja bang.", kalimat pertama yang bikin gue gengges dikala matahari nongol aja belom. Mau gak mau gue dan temen gue, Calvin, harus membayar 30 ribu untuk pindah dari terminal 2 ke terminal 3. Singkat kata: kita salah turun terminal. Dengan muka bantal, si abang taxi tetap menyalakan argonya seakan-akan bikin gue pengen naik darah. Anjirrr dari terminal 3 sampe terminal 2 harganya ga lebih dari 10 ribu. Ah tapi ya sudah lah apa mau dikata. Gue pun dan Calvin cuma cembetutan tampan sambil menunggu terminal 3 yang tidak kunjung buka.

Tiba-tiba datang seorang kakek tua yang datang ikutan nunggu sambil ngajak ngobrol. Setelah beberapa lama ngobrol, dia kasih kartu nama dia ke kita.


PT. INDO****S
Pertambangan Emas

Ir. R. Eddy S*******
Direktur Utama

Tahu perasaan gue gimana? It's like a FVFVFVFVFVFVKKK didepan gue sekarang adalah seorang bos tambang emas, dan muka gue so bantal saat itu. Gue dan Calvin cuma bisa metat metot melotot, bingung harus ngomong apa. Anyway selain bosnya para emas-emas, Pak Eddy ini juga seorang pendiri Tetada di Jakarta. Pada bingung kan pasti Tetada itu apaan. Yaa pokoknya belajar tenaga dalem deh, tapi gak bisa hame-hame ha.

Malangnya Nasibku

Sesampai di Bandara Juanda, (untungnya) kita langsung dijemput oleh seorang temen gue yang kebetulan tinggal di Surabaya. Ya awloh makasih banget bisa hemat ongkos. Ditraktir makan pula *ups*. Demi mengejar waktu, kita pun langsung cuss ke Terminal Bungurasih menuju Agrosari di Malang.

Beda banget sama angkot di Jakarta, di Malang kode-kode rute disimbolkan dengan nama depan. Misalkan AL - Agrosari sampai Landungsari, AG - Agrosari sampai Gadang. Nada penyebutan AL dan AG pun agak beda, yang AL harus agak cempreng sedangkan AG agak maskulin. Ok itu gak penting.

Dalam rangka menuju kota Batu, kita harus naik angkot lagi yang warnanya cukup ketchi, yaitu ungu muda yang nyaris mirip pink. Dan disana kita ditipu, katanya angkot itu lewat jalan Diponegoro tapi tahunya enggak. Nyatanyaaa ni supir angkot ngajakin ngomongnya muter-muter banget, bilang mau bantu cariin tapi at the end ngecas 50 ribu. Shit abis. Dengan muka yang dijutek-jutekkin gue nyodorin cebanan dan ngomong "20 ribu aja. Mau ga?"

Akhirnya kita turun dengan berat hati ngeluarin 20 ribu untuk pencarian hotel yang gak lebih dari 3 menit. Malangnya nasibku di kota Malang :(

Batu Night Spectacular

Dengan modal googling gak lebih dari sejem 1 minggu sebelum berangkat, gue menemukan sebuah tempat bernama Batu Night Spectacular di Kota Batu. Tempat ini macam pasar malam, cuma bukanya tiap malam aja dan permanen. Wahananya pun terawat dan rame pisan untuk ukuran tempat yang cuma sepanjang Mall Kelapa Gading.




Tiket masuknya cukup murah. Tapi kalau mau main bayar lagi per wahana kurang lebih 10-15 ribu. Ya elah sama aja jatohnya mahal. Setelah makan-makan, gue langsung mengajak temen gue ke Taman Lampion. Tapi sayangnya temen gue ora mau dan gue harus masuk sendiri. Ya iya sih, ini taman kan memang untuk orang pacaran. Tapi minat gue kan cuma mau difoto-foto :"(



Disini gue juga tertarik sama satu wahana yang namanya Mega Mix.


Jadiii kita bakal naik ke piringan itu dan diputer-puter sambil dibolak-balikkin. Karena ja'im gak mau naik duluan, akhirnya gue nungguin orang lain masuk duluan. Yang pengen naik artis juga kali ya pada ja'im semua. Jadi mau gak mau gue kudu naik duluan juga. Dan ketika gue naik, gue cuma ber enam dari 40-an seat...

"Aaaa.... Aaa...", teriak gue dengan nada super datar. Takut sih pengen teriak pas naik Mega Mix. Tapi apa daya rasa ja'im mengalahkan segalanya karena gak ada yang teriak.

Puas bermain di BNS, gue sedikit melirik-lirik alun-alun kota di malam hari. Pulang dengan keadaan capek sambil melihat isi dompet.

Buset 25% budget gue udah ludes buat foya-foya!