28.12.10

Terima Kasih

Akhir-akhir ini, saya sering kali pergi ke minimarket karena tuntutan mama yang berkata "minyak lebih murah disana". Yaaa mau gak mau sebagai anak yang soleha dan taat akan orang tua *ehem* ya saya belanja disitu deh. Ketika saya selesai membayar, saya mengucapkan "Makasih mbak". Si embak cuma diem, lanjutin ngobrol sama temennya lagi.

Duh geram banget sih rasanya. Bukannya saya gila terima kasih ya, tapi menurut saya itu adalah sebuah etika yang harus dikembangkan dari hati, bukan di program dari bos. Setidaknya dengan tindakan kecil tersebut, akan membuat hati anda terasa lebih puas. Padahal apa susahnya sih mengatakan TERIMA KASIH, atau sering kita sebut makasih, thank you, trims yang memang berlandaskan dari hati?

Contohnya seperti di atas, saya berterima kasih kepada embak-embak di kasir karena telah menghitung dan mengembalikan sisa uang yang saya bayar (kalau lebih). Sementara si embak berterima kasih karena saya telah membeli barang dari supermarket tempat ia bekerja dan telah membayar. Toh kita sama-sama diuntungkan juga.

Cobalah kita berterima kasih atas setiap tindakan yang orang-orang lakukan. Tidak susah kan mengucapkan dua kata tersebut dari bibir kita agar kehidupan menjadi lebih baik? ;)

NB: Kata-kata terima kasih yang baik sebaiknya jangan terdapat pada kalimat seperti ini.
Contoh: "Terima kasih lo telah menghancurkan hidup gue!"
Duh apa-apaan sih, Cinta Fitri banget itu kalimat.

Mama Bego 2

Hari Minggu tanggal 26 menjadi ajang nobar "nonton bareng" para supporter timnas, baik yang loyal maupun musiman. Tidak lupa dari kalangan kaum awam sebagai penghias, contohnya saya, yang dipaksa ikut nobar. Karena saya pergi dari siang dan orang rumah gak ada yang tahu, saya di sms oleh mama.

"Win pergi ke mana?"
"Ke Gading sama si item."
"Gadingnya di bandung ya."
"Sabar, bentar lagi pulang lagi nonton bila."
"Uda indonesia menang 10. Bolanya masuk kuah jadi bakso jumbo."
"Mama bego."

Mama Bego

Masih ingat dengan pernikahan Mike Lewis dengan Tamara Blezynsky (bener kan gini nulisnya) yang menuai banyak kontroversial? Baru-baru ini ditayangkan Tamara sedang melahirkan. Akhirnya saya dan bapak saya nonton infotainment sebagai santapan pagi.

"Gila ya tuh si Mike, bego amat mau sama si Tamara."

Emak gue nyamber.

"Mending lah Mike punya mata mau sama si Tamara, daripada engko lu sama babi ngepet"
*NB: Babi ngepet yang dimaksud adalah pacar ngko saya yang juelekkkkkkkkkkkkk banget.

"Mama bego."



24.12.10

Es Rasa ML

Bakmi Berkat, emang tempat yang tiada duanya. Dari kuliner bakminya sampai sesuatu hal yang ADA AJA anehnya. Seperti kemarin, saya ke bakmi berkat dan menemukan percapakan sang embak dan pelanggan yang sangat uh-waw!

"Mbak, ini es goyangnya rasa apa ya?"
"Tulisannya apa tuh bu di esnya"
"AL, mbak."
"Oh, AL berarti alpukat nci."
"Kalo ini rasa apa mbak?"
"Oh itu es goyang rasa ML, melon."

Temen gue.

"Pffff...."


Embak, gak ada rasa yang lebih enak lagi mbak selain ML? Saya tahu itu enak, tapi gak seharusnya diperjual belikan dengan nama seperti itu di tempat umum, apalagi bakmi!

23.12.10

Judge a Book by Its Cover

Jarang-jarang nih saya membuat tulisan yang berisi. Jadi mohon dibaca ya. *ehm*

Malam ini saya menyempatkan pergi ke Alfamart untuk membeli cemilan. Tadinya sih cuma mau membeli coklat. Tapi akhirnya saya melihat sebuah kopi instan yang menarik, tepatnya sudah dari kemarin sih dan saya sudah membelinya juga. Karena faktor bungkusnya yang menarik, saya membeli kopi instan tersebut.

Berikut penampakan dari sang kopi.




Cafelicious Coffee from Javabica. Mochaccino flavour.

Sejenak saya mengingat pelajaran advertising di kampus. Pernah suatu kali saya diperlihatkan packaging-packaging menarik berbagai barang dari mancanegara. Terlihat unik, dan jujur saya lapar mata dan rasanya ingin saya bawa pulang makanan-makanan tersebut. Apa daya itu hanya gambar. Untungnya ada 1 yang terjadi di depan mata :D Untung aja rasa kopinya juga enak.

Beda halnya ketika saya melihat kopi instan ini.


Bandingkan dengan kopi dari Javabica tadi lagi.



Anggap saja itu kopi susu merk X. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan, tetapi hanya mengkritik. Jika kemasannya tidak menarik perhatian pembeli, bagaimana kita mau coba? Hayooo.

Jadi gak salah kan jika kita meng-judge suatu produk melalui kemasannya?

Kress, Krenyes, Kraus-kraus

Aduh maaf para pembaca setia, akhir-akhir ini saya baru menyelesaikan kerjaan saya! Jadi baru bisa nulis lagi dehhhh.

Hari Selasa kemarin ketika saya sedang asik-asik menghias foto-foto orok yang dilimpahkan mama bos, teman saya mengajak saya pergi jalan-jalan. Mengingat hari itu saya jenuh juga dan sisa fotonya tinggal yang cupu-cupu, akhirnya saya meng-iyakan ajakkan itu. Ehh tapi yang ngajak akhirnya tidak ikut. Ya sudahlah sama teman yang lain. Akhirnya kita nonton ini di Blitz MOI

Tron Legacy

Banyak yang bilang film ini jelek. Err, mungkin "katanya" dulu film ini pernah dibuat dan jadinya "amit-amit itu film apaan?!". Tapi kali ini sumpah, keren banget!

Film ini mengkisahkan tentang Kevin Flynn, sang pembuat game yang tiba-tiba enyah begitu saja ketika anaknya, Sam Flynn masih kecil. Setelah Sam dewasa, ia mendapatkan sebuah pesan yang kabarnya pesan tersebut dari ayahanda tercinta (ciehh ayahanda!). Akhirnya ia ke game center yang pernah dibuat oleh ayahnya sendiri dan pada akhirnya ia terjebak dalam Grid, dunia yang diceritakan tentang ayahnya tersebut. Sisanya yaaaaa, nonton sendiri aja deh hehehe.

Eits, cerita blog saya tidak sampai di situ saja! Ketika mau masuk bioskop, kami tidak lupa mengstok makanan dan minum yang banyak. Sampai-sampai tas teman saya sendiri seperti bawa pulang oleh-oleh dari Eropa. Untung gak ketahuan Pak Satpam. Lalu ketika sampai di bioskop, saya berbicara dengan teman saya, Yosi.

*kress, suara buka kantong snack*
"Win."
"Apaan?"
"Kayaknya kita berisik sendiri deh."
"Iya nih, kudu ati-ati nih!"

Karena ide yang cemerlang dari saya, ketika film sedang sepi, snack yang saya makan tidak saya kunyah, tapi diemut. Tetapi ketika film sedang heboh-hebohnya...

Adegan Sam Flynn bertarung dengan Rinzler

*cepet-cepet buka kantong snack*
*Kress*
*ngunyah dengan mulut seru setengah mati*
*Krenyes kraus-kraussss*

Adegan yang hening

Nonton kalem lagi. Dan begitu seterusnya.

*asik buka kantong snack lagi*

19.12.10

Bete Dehhh

Bete deh, bete deh ah kalo ketemu orang tua yang punya anak cewek kolot yang unyu banget -3-
Kalau kolot soal pemilihan jurusan? Itu biasa.
Kalau kolot soal pulang malem? Maklum lah cewek takut diculik gitu.

Kalau kolot pergi ke rumah temen cowok tanpa satu orang temen cewek disitu dikala matahari masih nongol? Apaan sih unyu banget.
Dikira gue bakalan hamilin anak orang apa? Asal tahu aja, gue udah berpuluh-puluh kali ditinggal berdua sama cewek doang, kagak ada yang hamil tuh satu pun. Dikira gue cowok kagak bener apa?
Bete deh ah. -3-

18.12.10

Enci-enci Ulang Tahun

Masih di acara orkes O'Holy Night


MC: "Ya hari ini kami juga mempersembahkan lagu untuk mereka yang berulang tahun hari ini. Ayo berdiri."

Masih belum ada yang berdiri.

MC: "Saya dengar ada yang ulang tahun nih hari ini. Oh ternyata si Jovanca dari Bosconian Children Choir! Ayo maju kedepan. Yang ulang tahun ada lagi? Silahkan berdiri!"

Ada satu enci-enci di depan saya berdiri, lalu duduk lagi. Tidak lama lagi ia berdiri lagi karena MC menanyakan hal yang sama.

Sementara itu, si enci masih berdiri menunggu sang MC melihat dia. Sayangnya, 1 derajat pun sang MC tidak melihat si enci-enci yang sudah berdiri sampai tulang kering.

MC: "Yaak ada tidak? Ya sudah kalau ada silahkan duduk di tempat saja. Mari kita sambut lagu XXX (gak tau judulnya)."
Gue: "Liat tu wen enci-enci di depan, pasti dia pengen dipanggil kedepan juga! HAHAH"

Si enci nengok ke belakang. Mungkin dia mendengar apa yang saya katakan. Sabar ya enci

O'Holy Night

Hari ini ada orkes gereja dengan judul O'Holy Night. Gak bisa berkata apa-apa gue, keren bangeeetzzz.
Cuma ada beberapa nada yang miss dikit aja, sama kadang ada pemain yang lupa gesek-gesek. Suaranya si Olip, choir dari katedral, ditambah soloist tenor laki yang suaranya ajubile mak. Mantep deh kalian! Tapi ada satu soloist cewe, yang nyanyinya kayak orang kondangan -3- Padahal suaranya oke loh. Yaa keep it up aja deh guys! Semangat terus ya :D

15.12.10

Tusuk Gigi

Masih di kejadian dan lokasi yang sama dari kejadian di Gang ANZ, kali ini mengenai Jocelyn dan temannya.

"Eh Jo, ada tusuk gigi gak?"
"Ada, mau merk Pizza Hut, D'cost, ato yang lainnya?"
"... Baru tau gue lu ngoleksi begituan."


Image Dulu = Image Sekarang

Witss, saya kembali lagi! Tentunya disela-sela pekerjaan dan UTS besok. Hihihi.
Sekarang saya hadir bercerita kembali, tetapi kali ini tentang kehidupan kampus (lagi)!

Ketika saya masuk kuliah, saya mencoba membangun image baru yang berbeda di SMA. Yah, ternyata tidak efektif juga. Ujung-ujungnya terbawa juga sampai kuliah. Salah satunya? Image pelit dan cabul saya! Ya gak cabul-cabul amat sih kayak dulu, tapi tetep aja makin kuliah, bawaannya makin pelit!

Kemarin adalah hari dimana ada jeda waktu satu jam lima belas menit untuk pelajaran berikutnya. So pasti, saya dan teman-teman saya bakal cari tempat makan, antara Gang ANZ atau M1. Habisnya murah sih! Ya budget kantong pelajar lah.

Di Gang ANZ memang sedikit tercium bau perselisihan, bisa dilihat jarang melihat orang membawa 1 makanan dari pondok ke pondok lainnya. Ya jadi kalau mau makan bareng, mau gak mau harus di tempat yang sama dengan menu yang itu-itu lagi, haiah. Kemarin pantat kita menyuruh duduk di tempat ibu-ibu yang berjualan bakso dan sotomie. Ya bukan karena enak atau apa sih, gara-gara dayang-dayang saya sudah duduk duluan disana (berhubung saya baru keluar karena ada kuis). Berhubung udah laper berat rat rat rat, akhirnya saya memilih sotomie pake nasi.

"Bu sotomie satu ya!"
"Pake nasi atau bakso ato 2-2nya?"
"Pake nasi berapa bu? Pake bakso berapa bu? Kalo pake semuanya berapa?"
"Pake nasi 10 ribu, pake bakso 10 ribu, pake semuanya 12 ribu de."
"Err... Ya udah deh bu, sotomie pake nasi aja!"

Setelah beberapa menit.

"Nih dek, awas ya panas."
"Makasih bu."

Selang beberapa waktu.

"Dek, mau minum pake teh anget ato teh manis dek?
"Gak usah bu"
Sambil ngasih tangan tanda stop
"Teh angetnya gratis kok dek."
"Ya udah deh bu boleh satu gelas!"
"Ibu kan tau kalian anak-anak muda, kalau makan gini kan pasti seret hahaha."

Spontan, saya langsung diketawain oleh teman-teman saya. Dan lagi teman saya, Jocelyn, ikut nyeletuk.

"HAHAHA Dasar ya lu win! Tapi gak papa, berkat lu kita semua tahu kalo teh anget disini itu gratis! HAHAHAHA"


Sekali lagi, dimana saja, kapan saja, pelit saya tetep keluar. Ini bukan pelit sih, tapi penghematan. *membela diri*

12.12.10

Sibuk Main

Terkadang malesin kalau punya temen disuruh kerja, bilangnya sibuk terus.
Padahal sibuknya cuma sibuk guling-gulingan di ranjang.

Terkadang malesin kalau punya temen numpuk kerjaan, bilangnya sibuk terus.
Padahal sibuknya main sama temen-temennya yang lain.

Bukan terkadang lagi, malesin emang kalo punya temen di kontek suruh kerja kaga mau, bilangnya sibuk terus.
Padahal sibuk nonton BBF. *jaman gak sih?*

Lain kali, kalau ditanya
"Kok nama gue gak dicantumin disini?"
"Iya, gue sibuk ngetik nama lu."

11.12.10

Setan Facebook

Sebenernya saya sih mau nulis ini kemaren, cuma ya horror aja udah keburu ciut duluan nyalinya. Hiks hiks.
Kemaren saya chatting ama temen saya, Danny. Kebetulan karena tidak ada MSN dan YMnya, kita chatting via facebook. Tiba-tiba Danny bilang mau off.

"Oke win, gue ngantuk nih. Off dulu. Bye."
"Ok Dan. Gudnite! :) GBU!"

Tulisan yang gue bold itu adalah tulisan yang bener-bener saya gak tulis, tiba-tiba keketik sendiri. Ya keyboardnya sih juga gak neken-neken sendiri. Tiba-tiba muncul di layar tulisan gitu. Udah bohwat, akhirnya itu chat windows langsung saya close. Gak mau tahu apa lagi yang terjadi. #mentalciut

9.12.10

Nama Ortu

Setelah dipikir-pikir, saya adalah anak paling durhaka di dunia. Saya baru tahu nama orang tua saya ketika 1 SMP, itupun karena teman-teman saya pada kata-kataan nama orang tua. Maaf ya papa, mama. #menyesal

7.12.10

Bubur Dukun

Duh, maaf saya telat nulis lagi. Dapet orderan buat kerja nih, harap maklum ya hehe.
Terkadang gue bingung, kenapa ada aja orang yang bisa-bisanya buka aib keluarga sendiri ke orang asing yang sama sekali tidak dikenal. Apalagi ngomongnya di tempat umum, dan gue lagi makan bubur di sebelah dia.
Sebutlah dia Ibu S, singkatan dari Ibu Stress. Dan TB sebagai Tukang Bubur.

Ibu S: "Bang, bubur dong bang. Tapi bikin porsi goceng aja ya."
TB: "Oke bu."
Ibu S: "Bang, buburnya pake dukun gak?
TB: "Gak tahu deh."
Ibu S: "Oh kalau pake dukun, saya mau juga. Anak saya nikah gara-gara didukunin sama itu cewek."


Saya dan teman saya langsung gak mood makan, dengerin itu ibu-ibu stress. Lanjut, si ibu nanya ke orang di sebelahnya. Untung bukan gue.

Ibu S: "Mas, ada kenalan dukun ga?"
Mas-mas: "Wah, gak ada bu."
Ibu S: "Bang, buburnya banyakkan ya bang."
TB: "Bu, kalo mau banyakkan porsi biasa bu, 7 ribu."
Ibu S: "Maksud saya itu buburnya bang, bumbunya mah dikit aja gak papa. Bang buruan ya bang, udah laper nih."
TB: "Iya bu ini lagi dibikinin."


Ketika si stress mau menyuap satu sendok bubur yang dikira pake dukun itu, saya dan teman saya langsung cabut seketika. Stress itu ibu, lain kali kalau mau cari dukun jangan di tukang bubur bu. Sama perek, pasti lebih manjur.

5.12.10

Privasi

Duh hari ini gue keselnya sampe ke ubun-ubun. Rasanya gue mau teriak buat 3 orang itu. Emak gue, temen gue, dan tukang potong rambut di CHRISTOPHER TRAINING SALON.

Buat emak gue, gara-gara dia permasalahin perbedaan harga 8 ribu buat potong rambut, akhirnya kepala gue disuruh jadi kelinci percobaan buat potong disono. Alhasil, rambut gue sekarang gak berbentuk. Pulang dari salon terkutuk itu, gue langsung maki-maki emak gue. Udah dibilang gue gak mau potong disana, masih aja dipaksa. Engko gue motong disono dibilang bagus. Padahal apaan tuh rambutnya gak ada bentuk. Sekarang rambut bagian belakang gue kecukur sisa 3/4nya. Gue potong rambut paling juga 3 bulan sekali, gara-gara elu kan rambut gue jadi begini. Gak mau tahu besok gue bakal beli hair tonic juga yang mahal, biar lu bangkrut dan tahu rasa deh gara-gara lu permasalahin itu 8 ribu.

Buat temen gue, emang sih maksudnya baik. Tapi gue udah bilang sama dia berulang kali, RAMBUT GUE GAK COCOK DI MOHAWK, GUE UDAH PERNAH DI MOHAWK SOALNYA. Sampe-sampe pas embaknya potong dia baru menyadari bahwa emang gak cocok, malah minta ganti belah samping. PLIS DEH INI RAMBUT GUE YA, GUE TAU APA YANG BAGUS BUAT GUE. Si embak akhirnya bingung juga gunting model ini, model itu. Akhirnya gak tau deh rambut gue bentuknya apa.

Buat embak-embak cupu, kalo gunting rambut jangan seenak jidat dong. Gue tau temen gue bilang model mohawk, terus belah samping. Tapi plis embak, gue tuh yang punya rambut. Bukan dia, dan gue tau model apa yang cocok. Dan ketika gue bilang "pendekkin aja dong embak", lu jangan gila deh malah tetep motongin gue model mohawk. Apalagi masih niat mau ngasih gue gel rambut. Itu embak sumpah bikin gue emosi naik ke ubun-ubun. Mau lu mbak kalo lu suruh gue motong rambut lu model Bob, gue botakkin tengahnya? Kalo elu marah-marah, tinggal gue bilang "Oh ini kan model om bob, emang botak kok".

Tolong deh ya, ini hidup ya hidup gue, jangan deh gara-gara urusan duit, buat latihan, dan lu lebih suka gue yang gimana lu pada akhirnya seenak jidat lu sendiri. Ngeselin tahu gak sih.

Skarang gue tahu apa rasanya wanita yang mengalami kerontokkan. Rambut itu bagaikan payudara kedua mereka, alias aset kedua. Sama halnya seperti gua, ini aset kedua gue. Tapi aset pertama gue itu adalah burung.

Kayaknya gue butuh akhir pekan gue yang dulu, dimana gue lebih sering menghabiskan waktu sendiri.Pri

4.12.10

Menikmati Hidup

Hari ini saya pergi ke MKG. Tepatnya sih baru tadi jam setengah 9 malam. Akhirnya kaki kami menuju toko buku Gramedia. Setelah menemani teman saya, Opin, melihat buku resep makanan, tak sengaja kami melihat buku motivator. Kebetulan teman saya kuliah di jurusan psikologi.

"Beli buku ini win, bagus loh", sambil menunjuk buku salah satu motivator yang dikenal sebagai jalan emas.
"Ah, gak suka ah pin buku motivasi gitu. Karena kebanyakkan yang ia katakan hanyalah cara untuk menjadi sukses dan kaya."
"Ia sih, kebanyakkan motivator itu emang sombong kok. Karena mereka sudah sukses."
"Apalagi itu tuh, motivator muda yang namanya Bo*peep*g Chan*peep*! Kesannya kita tuh harus kaya melulu!"



Dari pembicaraan tersebut saya berpikir. Apakah nanti saya harus kaya ketika sudah besar? Apakah tujuan hidup saya adalah menjadi kaya? Toh apakah dengan kaya maka saya sendiri akan bahagia?

Sejenak kami memulai pembicaraan mengenai kehidupan. Setelah dipikir-pikir, hidup itu gak harus kaya kok. Selama ini saya sendiri sudah hidup bahagia. Cukup satu kuncinya, yaitu mensyukuri semuanya.

Saya bahagia ketika saya harus berdesak-desakkan di transjakarta walaupun teman saya asik-asik naik kendaraan pribadi.
Saya bahagia ketika harus berbalap dengan waktu sebelum jam 7 agar mendapatkan harga karcis 2 ribu rupiah, ada adrenalin tertentu loh!
Saya bahagia ketika hari ini mama memberi saya 30 ribu rupiah, dan besok hanya 20 ribu rupiah untuk ongkos dan uang jajan harian.
Saya bahagia ketika melihat ranjang saya yang tidak pernah rapih, ingin rasanya lompat dan menikmati betapa empuk dan nikmatnya tidur itu.
Saya bahagia ketika dimarahi seseorang, tandanya ia perhatian sama saya.
Saya bahagia ketika saya dapat makan, walaupun rasanya biasa saja.

Memang kita perlu bekerja, mencari uang untuk kehidupan kita sehari-hari. Tetapi jangan dikarenakan uang, kita jadi gila uang dan melupakan kebahagiaan sejati hidup kita sendiri.

Terkadang kita selalu lupa mensyukuri hal kecil di kehidupan sehari-hari kita, yang pada akhirnya membuat kehidupan kita terasa lebih berat. Tidak perlu memakai barang mahal maupun bermerk untuk menjadi bahagia. Tidak perlu menjadi orang kaya untuk menjadi bahagia. Yang terpenting, kita menikmati dan mensyukuri hidup kita, bahwa hidup kita indah.

1.12.10

Penantian Realita

Dia selalu disini, tampil di depan layar komputer setiap kunyalakan.
Ya, walaupun wujudnya tak tampak, ia selalu berada di sana, menanti dan terus menanti.
Dunia maya hanya sarana kami satu-satunya untuk memintal kehangatan, tidak lebih.
Apa artinya disamping kekasih yang merajam dengan tangannya?
Lebih baik ku nantikan saja dia di dunia maya, walaupun penantian ini tak pasti.

Detik demi detik berlalu, dia tak kunjung datang.
Penyihir hijau memang kejam, merubah waktuku menjadi siang, merubah waktunya menjadi malam.
Hanya tanah tempat kita berpijak yang membatasi kita.
Raga ini tidak sabar, padahal gerbang sudah di depan mata.
Maaf, aku tidak berani.
Aku lebih memilih mundur, tidak dapat kuberitahu alasanku.
Gerbang penantian sudah terlihat, kau saja yang berlari ke tempat itu.
Aku cukup berdiri sampai disini, menanti penantian yang tak pernah datang.

Realita-, kepada -Maya

Penantian Maya

Dia selalu disini, tampil di depan layar komputer setiap kunyalakan.
Ya, walaupun wujudnya tak tampak, ia selalu berada di sana, menanti dan terus menanti.
Dunia realita akan menanti kita pada waktunya.
Apa artinya menjadi kekasih yang merajam dengan tangannya?
Biarkan diriku menjadi kekasih yang tak tampak bagimu.

Detik demi detik, kutunggu waktu yang tepat.
Penyihir hijau selalu kejam, merubah waktuku menjadi siang, merubah waktunya menjadi malam.
Padahal kita bernaung di bawah langit yang sama!
Raga ini terus berlari, menuju gerbang di depan mata.
Maaf, aku terlambat.
Walau kau menyuruh terus berlari, aku akan berputar arah tanpa alasan.
Gerbang penantian sudah dekat, dulu kau berjanji kita akan berlari bersama.
Aku tidak akan berdiri di satu tempat, mengembalikan cintamu yang hilang.

-Maya, kepada Realita-

Makna Sebuah Hari Raya



Desember telah tiba, Natal pun sudah dekat. Tidak terasa kita hampir melewati 1 tahun, yang lagi-lagi terasa sangat cepat. Ketika hari ini saya membuka facebook, saya cukup kaget dan terhentak melihat status salah satu teman saya.

"Yang ulang tahun Yesus ato Santa hayoo?"

Cukup menampar untuk sebuah status 1 baris. Banyak dari kita yang sekarang ini kurang memaknai arti religius dari sebuah hari raya. Natal yang kita rayakan di gereja dan berkumpul bersama keluarga malah menjadi ajang hura-hura jalan ke mall dan menikmati diskon akhir tahun. Yang kita pikirkan hanyalah tanggal merah, libur kantor dan sekolah, dan dapat hadiah baru. Selebihnya itu? Kita lupa. Sama halnya bagi umat beragama lainnya, contohnya Lebaran yang dinantikan sebagai hari suci umat Muslim, sebagian orang berpikir selain hati yang baru juga dapat baju baru, ang pao lebaran (saya tidak tahu istilahnya).

Masihkah kita mengingat makna yang sebenarnya dari sebuah hari raya?

30.11.10

Si IPA dan IPS

IPA dan IPS, masih menjadi sebuah paradigma yang melekat di Indonesia. Paradigma akan prospek yang lebih baik jika masuk kelas IPA. Dan biasa ini dianut oleh para orang tua yang masih kolot dan akhirnya paradigma ini di"stempel" kepada anaknya. Dan lebih bodohnya lagi, anaknya percaya saja!

Banyak mereka yang masuk IPA karena gengsi, dan akhirnya membesar-besarkan mereka masuk IPA. Apa istimewanya sih memang dengan rumus dan kumpulan angka-angka yang berprostitusi di buku rumus mereka? Jika awal tujuan kuliah mereka memang cabang dari science, ya silahkan. Atau mungkin mereka belum tahu mau masuk jurusan apa? Ya silahkan juga. Tetapi jika ujung-ujungnya kuliah yang bukan pencabangan dari kelas IPA, yah untuk apa Anda susah-susah?

Scram for those who says
"Anak IPA yang masuk akun lebih dihargai karena itung-itungannya lebih bagus."
So what? Anak IPS curi start, belajar lebih dulu.

Scram for those who says
"Gue masuk IPA gara-gara temen gue di IPA semua."
Memang jika Anda masuk IPS Anda akan dimusuhi?

Scram for those who says
"Gue masuk IPA untuk menghindari hafalan."
Kalau anda berakhir di masuk bisnis, memang anda tidak menghafal?
Kalau anda berakhir di hukum, memangnya anda tidak perlu menghafal pasal-pasal juga? Sosiologi di IPS juga merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan loh dalam hukum, sangat berguna!

Scram for those who still
"Gue bangga kok pernah jadi anak IPA"
atau masih membangga-banggakan jadi anak IPA yang berakhir di jurusan kuliah gak nyambung. Behh mantap men alesan lu!

Hei kalian yang nanti akan masuk penjurusan seperti itu. Janganlah berpikir pendek! Apalagi cuma karena gengsi semata. Dunia ini luas, tidak sekedar E=mc²!


*dengan perubahan pada kalimat akhir, karena dalam kalimat "Dunia ini luas, tidak sekedar tambah, kurang, kali, bagi!" penulis merasa bahwa aspek tersebut masih berguna :P Penulis sportif loh mau ngaku!



28.11.10

Hanya Sebuah Pelampiasan

Menjadi tempat pembuangan akhir bukanlah hal yang mudah bagi seorang manusia. Apalah tempat pembuangan akhir dimana semua emosi yang tidak jelas dibuang ke kita. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk kita tampung. Sama halnya dengan sampah, emosi yang saya kategorikan dalam bentuk seperti sampah ini akan terus mengendap bagaikan sampah yang sulit diurai. Entah itu lima tahun, sepuluh tahun, bahkan sampai ratusan tahun!

Luka batin bukanlah sebuah hal yang dapat dihilangkan begitu saja. Ketika kau telah melukainya, maka kau akan membuat dia mengingat akan luka tersebut, walaupun sakitnya telah hilang. Menjadikan sebuah pelajaran yang akan mengingatkannya betapa sakitnya hal tersebut.

Betapa beratnya mempunyai teman seperti itu, hanya datang ketika ia butuh saja. Ingin saja saya buang jauh-jauh teman seperti itu. Tetapi apa boleh buat, kondisi memaksa. Dia pernah berkata ingin berubah. Nyatanya? Hanya omdo saja, omong doang! Perlukah saya sendiri menjadikan diri sebagai objek penyiksaan bak TKI yang disiksa majikannya? Hei, saya bukan pembantu!

Mudah-mudahan lambat laun saya bisa lepas dari jeratan mau ini.

27.11.10

Stella Maris


Engkaulah sang bintang yang menuntun kami.
Di dalam kegelapan, Kaulah sang penunjuk jalan.
Batasku hanya di kepala air, di bawah kaki langit.
Tetapi cahayaMu menembus dimensi.
Tak melihat ruang, maupun waktu.
Bimbinglah kami dengan selamat sampai tujuan akhir.

Stella Maris adalah gelar kuno bagi Santa Perawan Maria. Dalam bahasa latin, Stella Maris berarti Bintang Samudera. Kalau menurut analisa saya sih *cie ileh analisa bok* Stella Maris diambil dari kata Stellar, yang berarti bintang, dan dari kata Maris, sepertinya sih diambil dari kata Marine yang berarti samudera, atau mungkin dari nama Maria sendiri. 

Sebagai seorang ratu yang bertindak sebagai pembimbing dan pelindung mereka yang bekerja dan berlayar di laut, membuatnya mempunyai julukan Ratu Kami Sang Bintang Samudera, diangkat sebagai pelindung misi-misi Katolik bagi para pelaut, kerasulan di laut, dan membuat banyak gereja-gereja di tepi/dekat pantai yang diberi nama Stella Maris atau Maria Sang Bintang Samudra.

Tidak heran ya kalau gereja di Pluit, dinamakan Stella Maris! Dekat sih dengan lautan. Bunda, Engkau sebagai bintang, bimbinglah jalan kami sampai tujuan dengan selamat. Amin.


25.11.10

Teman?

Seringkali saya bertemu orang yang berlabel temandi kehidupan saya. Kenapa saya menulis teman? Ya sepertinya mereka tidak pernah menganggap saya teman. Hanya tempat numpang lewat saja selama ini.

Ketika kami telah lulus SMA, kami memang jarang saling bertemu satu sama lain. Tetapi saya sendiri masih mencoba untuk menjaga hubungan pertemanan kami. Walaupun hanya sekedar bertanya ringan dan bercanda tawa.

Tidak lama setelah saya lulus, sekitar 1 bulan, saya mencoba untuk mengajak dia chatting. Tidak dibalas. Oh, kupikir dia sedang sibuk mungkin. Ya sudah lain waktu saja saya coba aja chat lagi. Kedua kali, tidak dibalas. Tiga, empat, lima dan telah kesekian kalinya, masih tidak dibalas juga.

Tidak niat, itu yang kurasakan. Tak lama ketika ada perlu ia bertanya kepada saya tentang sesuatu. Tentu saya jawab karena saya tahu, tidak enak karena dia pernah menjadi teman. Kalaupun mungkin nanti kita bertemu lagi, saya sendiri tidak mempunyai minat untuk mengajak dirinya berbicara panjang lebar. Malas.

Kau seperti lebah saja yang hanya mendatangi bunga untuk menghisap madunya, lalu kau tinggalkan begitu saja tanpa harus tahu kabar sang bunga selanjutnya.

23.11.10

Kos-kosan

Seperti biasa, hari Selasa merupakan hari mata kuliah Computer Workshop. Dan hari ini gue kira akan bebas dari kericuhan. Ternyata...

Charen: "Bapak, tenang kok hari ini Ardy gak dateng hahaha."

*tiba-tiba*

Ardy: "Helllloooo Bapaknyaa, saya bela-belain dateng loh pelajaran bapak. Tadi macet banget loh bapaknya! Saya rela-relain dateng! Hahaha." *jalan sambil joget lompat-lompat*


Oke, hari tanpa damai kembali lagi.

Hari ini Bapaknya mengajarkan Adobe InDesign. Tetapi desain yang diajarkan cukup kontroversial. Desain brosur kos-kosan. Di Surakarta lagi. Gak ada yang lebih jauh, pak? *nantangin*

Akhirnya seperti biasa, Ardy tiba-tiba nyeletuk.

Ardy: "Ehh gile ni kos-kosan. Jauh amat cuy! Gue tulis ah Kos-kosan bebas seks! Nama kosnya KOS-KOSAN TIGA PERAWAN."

Akhirnya sekelas ngakak. Dan akhirnya gue mendapatkan ide buat nama kos-kosan gue.

KOS-KOSAN ++
"Masih Perawan" di SURAKARTA

Oke, ini terlalu vulgar. Akhirnya gue ganti lagi.

KOS-KOSAN ++
"Masih Lajang" di SURAKARTA

Sounds better than "Masih Perawan".

21.11.10

Psikologi Harga

Dosen: "Jadi, kalau kita menaruh harga barang seperti Rp2.999,- maka masyarakat bakal tertarik nih daripada yang harganya Rp 3.100,-"
Mahasiswa: "Sir, kalo kasus Bakmi 99 itu gimana dong?"
Dosen: "Hah? Bakmi 99??" *mikir* "ITU MAH MERK BEGOK!"

Kabut



Terlalu kebal kabut di langit semalam. Padahal aku ingin melihat kau menari dengan indahnya. Mungkin di lain kesempatan, aku ingin melihat kau menari sekali lagi.

20.11.10

Dilema Black Berry

Sekarang yang namanya Black Berry di Indonesia udah merajalela dimana-mana. Ketika gue naek busway, gue serasa menjadi manusia terakhir di bumi yang gak pake BB. Kiri kanan pake BB. Mau Onyx kek, Gemini kek, gemintang kek, pokoknya BB!

Terkadang gue kesal sama teman gue yang memakai BB. Bukan kesal karena mereka memakai BB. Karena mereka sering kali melupakan bahwa ehhh ada gue kaleee di samping loooooo.  Pepatah mengatakan, BB mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang dekat. Serasa kalo dia BBMan sama temennya yang di Amerika, temennya jadi di sebelah dia. Dan gue yang di sebelah dia bakal langsung terbang ke Amerika. Wih kalo bisa terbang ke Amerika beneran BBMan dah ama temen lo yang di Amrik sono.

Dan ketika sekarang gue berkenalan dengan orang baru, sekarang bukanlah nomor HP yang ditanya. Tetapi mereka bakal nanya "Ehh pin BB lo dong!"
Gimana kalo gue kenalan sama lo gue tanyain "Eh pin ATM lo dong!"
Minta ya nomor HP kaleeee. Lo kate semua makhluk di dunia make BB apeeeeeeeee. *naik pitam*

Para pembaca yang menggunakan BB, salah satu responnya pasti bakal mengatakan begini.
"Ehh lo sirik gak bisa beli BB? Hahaha."
Komentar diatas pasti bakal terlontar dari mulut para ABG. *yakin seyakin-yakinnya*

Yahh gue gak melarang sih memakai BB, tetapi hormatilah teman-teman yang berada di sebelahmu daripada BB yang di tanganmu.

Tawa dan Tangis

Dimulai dengan tawa, diakhiri dengan tangis. Dimulai dengan tangis, diakhiri dengan tawa. Kurang lebih itu adalah perasaan saya sebagai seorang penulis ketika membuat sebuah tulisan. Ketika dimulai senang sudah tahu mau menulis apa, ehhh jadi sedih ketika tulisan tersebut sudah selesai. Sengsara ketika awal menulis karena tidak tahu harus memasukkan apa, ehhh pas selesai senang karena sudah tidak ada beban. Apa sih maunya? :|

18.11.10

My VERY STUPID Brother

Entah kenapa, gue merasa kok bisa ya gue punya ngko yang super bodoh begini.

  1. Dulu kira-kira udah setengah tahun pasang internet. Tiba-tiba dia minta dibuatin E-mail. Katanya dia gak ngerti cara bikinnya. Ya ampun kok bodoh banget, padahal tinggal masalah buka yahoo/hot/Gmail aja gak bisa. Terus register deh.
  2. Lagi-lagi dia minta dibikinin akun facebook. Padahal itu lebih gampang dan gak ribet kayak e-mail.
  3. Bilang kalo gue terlalu sering main komputer jadi bayaran listrik mahal. Padahal dia sendiri main komputer dari malem sampe pagi, dan itupun harus gue matiin karena dia ketiduran.
  4. Lagaknya nulis status bahasa Inggris di facebook. Padahal Inggris dasar aja dia nanya, dan akhirnya dia minta bantuan google translate.
Enek gue punya ngko kyk gini :|

Aku Disini Aja Kok!

Malam-malam melabil bersama Dian, lalu gue melihat ada orang syuting (atau shooting?) di depan Frensteak Sunter.

Cewe Galau Sedang Syuting (Shooting?): "Kamu kemana aja daritadi?!"
Gue: "AKU DARI TADI DISINI AJA KOKKKKKKKKKK!" *teriak*

16.11.10

Freeze



Ketika jam 8 malam tadi, saya pergi mengunjungi teman saya yang berlatih orkestra untuk Natal nanti. Tadinya saya mau coba ikut kur, tapi berhubung kurnya tidak menyanggupi, akhirnya saya menonton saja. Lebih tepatnya mendengarkan alunan musik. Tak disangka, nada yang didengar pun diluar dugaan. Menurut saya sendiri sangatlah menarik. Di sini saya sadar akan kekurangan seorang penulis. Penulis tidak dapat memasukkan alunan lagu ke sebuah cerita.

Kehebatan penulis dapat memberhetikan waktu, membuatnya menjadi sebuah cerita yang mempunyai harga mati. Ketika saya menulis "Angelina Jolie muncul dihadapanku.", maka muncul Angelina Jolie dihadapan saya. Ketika saya menulis "Diriku berada di puncak teratas di bumi.", maka diriku akan berada di puncak teratas di bumi. Itu merupakan harga mati. Tetapi ketika saya menulis "Alunan biola yang kumainkan menghanyutkan dirinya.", alunan seperti apa yang saya mainkan? Saya sendiri tidak tahu. Jika saya pun mengerti tentang musik, bagaimana pembaca yang buta akan melodi? Mereka tidak bisa membayangkan begitu saja.

Kemampuan penulis adalah memenjarakan huruf dan kalimat menjadi sebuah harga mati. Sementara para musisi mempunyai kemampuan untuk mengubah huruf dan angka menjadi alunan melodi. Sungguh sebuah kemampuan yang luar biasa.

A writer can freeze a story from time, imprisoning words and sentences. But only music that they can't freeze. That's why I adore musician.







Pleione


Engkau adalah bintang yang sangat cepat, Pleione. Letakmu sangat jauh dari bumi. Ingin rasanya kugapai Pleiades, tempat kau bernaung. Engkau terlalu cepat melintasi galaksi, sementara aku hanya bermodalkan kaki. Padahal kaulah yang terdekat dari bumi. Terima kasih Tuhan, kau telah melahirkan Pleione pada konstelasi Taurus.

Darwin Boy Sxander

15.11.10

Janji Pada Sebuah Bintang


Engkau tampak redup dibanding bintang lainnya. Oh, apa gerangan yang membuat kau seperti itu? Pertama kali kau menampakkan diri, engkau lebih hebat dari Nebula yang menyelimutimu! Engkaulah yang membuatku melayang ke angkasa untuk mengejarmu. Bintang ungu, suatu saat aku berjanji akan terbang melintasimu dan berada di sebelahmu. Menemanimu setiap malam, menerangi mereka yang membutuhkan terang cinta!

Darwin Boy Sxander

14.11.10

Bintang



Engkau laksana bintang di malam hari, selalu setia menemani dalam kegelapan.
Walaupun aku tak tahu bintang yang mana, tapi ku yakin ada satu yang setia menerangi jiwa.

Darwin Boy Sxander




13.11.10

Pacar Saya Bukanlah Barang

Seringkali saya mendengar perkataan ini dari teman-teman saya.

"Win, cariin cewek cakep dong buat jadi pacar."
"Iya nih gue lagi incer si X, cakep sih."
"Ah asli gue sekampus sama si selebriti X, runner-up Y, gue lagi PDKTin nih hehe."



Ya elah, saya sendiri tidak habis pikir, memangnya pacar itu adalah sebuah objek untuk dipertontonkan? Apakah kalian mencari pacar hanya dari tampak fisik saja? Sewa saja PSK warung remang-remang kalau begitu! Banyak juga kok yang cantik, asal dipermak saja pakai barang bermerk dan bedak 10 cm!

Dan seringkali saya melihat, pasangan yang berparas "Oke-dan-Oke" seringkali lebih memperlihatkan adegan cemek-cemek di daerah terlarang di publik. Tidak harus si oke dan si oke sih, tapi seringkali saya melihat yang oke hobi cemek-cemek. Kalau anda mau cemek yang empuk, pakai saja bantal! Wanita adalah objek untuk dihargai, bukan untuk dicemek-cemek (karena biasa tersangka pria yang melakukan, wanita hanya korban).

Sekali lagi, saya hanya meminta terutama untuk kaum pria, perlakukanlah pasangan anda dengan baik. Mereka bukan objek atau barang untuk dipamerkan. Mereka terlahir untuk dicintai.

11.11.10

Masa Kecil

Kemaren saya abis chat sama teman SMA, namanya Wilson. Entah dari pembicaraan apa, tiba-tiba kita ngomongin tentang masa lalu. Saya baru menyadari, bisa-bisanya pas saya kecil suka film kayak gitu ya? Salah satunya Kapten Tsubasa.


Masih pertanyaan yang sama. Bisa-bisanya kok saya suka film ginian ya? Padahal kalau saya pikir-pikir lagi ini film tuh konyol banget. Apaan tuh entah tiba-tiba Tsubasanya bisa keluar sayap pas lagi main bola, terus entar keluar elang lah, apa lah. Film ini berasa seperti Shaolin Soccer.

Yang kedua adalah Beyblade


Permainan ini sepertinya merupakan adaptasi dari gangsing (atau gasing?). Cuma mainan berbentuk stupa terbalik yang berputar. Permainannya pun sama seperti gangsing, tinggal ditarik pakai tali. Cuman benda yang satu ini talinya beda. Karena adaptasi animenya yang dikeluarkan oleh Jepang, mainan ini laku keras. Untungnya saya tidak membeli Beyblade ini sendiri. Cuma menontonnya. Pertarungannya pun dilakukan diatas arena macam kuali. Tapi bukan kuali loh! Lalu nanti Beybladenya saling tabrak-tabrakkan, terus yang jatuh selesai. Udah gitu doang. Tapi kok adiktif sekali ya? Salah satu teman saya pernah mencoba di kuali mamanya. Singkat kata, kualinya lecet. Permainan ini sungguh sangat lebay.

Yang ketiga adalah Tamiya.

Sama seperti strategi Beyblade, Tamiya juga membuat versi animenya. Hanya saja Tamiya keluar duluan, dan sempet ngeHITS sekitar 4 tahun. Sebenernya Tamiya merupakan sebuah nama merk. Sebutan untuk mobilnya adalah Mini 4WD. Ya tetapi karena positioning yang baik, maka telah menjadi sebuah trademark bahwa mobil-mobilan yang memakai dinamo ini disebut Tamiya. Kalau di animenya sih mobilnya bisa keluar api, lalu bisa meliuk-liuk, serasa mobilnya itu hidup. Yaaaa tapi itu kan cuma film, dan saya masih kecil pada saat itu. Jadi tidak heran saya menganggap hal tersebut KEREN. Yah padahal sih kalau sekarang, "Itu film apaan sih hina banget!". Pewujudan aslinya pun hanya merangkai mobil-mobilan yang sudah di pak dalam satu kemasan. Tinggal di pasang saja, sama diurus kasih oli agar selalu lancar.

Sebenarnya masih banyak lagi film-film konyol lainnya. Tetapi karena saking banyak dan hinanya, saya tidak sanggup menulis lagi. *mati rasa*

Beberapa film kartun yang saya sendiri masih sukai adalah Doraemon, Crayon Shinchan, hmmm apa lagi ya? Sepertinya hanya itu saja yang saya ingat dan gemari. Masa kecil memang banyak membawa "kenangan",

9.11.10

Buona Notte

Sempat terpikir di benak saya untuk masuk sekolah seminari. Entah itu kapan dan akan terealisasi atau tidak, kita lihat saja ke depan. Sempat melintas di pikiran dan hati, tapi memang belum mendapatkan panggilan. Saya tidak mau apa yang saya kerjakan nantinya putus di tengah jalan. Jika saya ingin benar-benar mengabdi menjadi seorang pastur, maka saya harus benar-benar mengabdi. Bukan hangat-hangat tahi ayam. Tetapi masih banyak tetek bengek yang harus diperhatikan, tidak boleh mengambil keputusan sepihak.

Oh iya, saya sendiri mengagumi beberapa tokoh rohani yang melintas di benak saya. Saya akan ceritakan satu per satu ya, jadi harap bersabar :D

Yohanes Bosco

Giovanni Melchiorre Bosco atau yang biasa kita kenal dengan John/Yohanes Bosco maupun Don (Father) Bosco lahir pada 16 Agustus 1815 di sebuah dusun kecil bernama Castelnuovo d'Asti (sekarang bernama Castelnuovo Don Bosco) di Italia. Ia adalah anak dari Margareta (lebih akrab dengan panggilan Mama Margareta).


Mama Margareta

Yohanes dididik dengan iman dan hidup dalam lingkungan kristiani di bawah bimbingan ibunya. Ia baru berusia sembilan tahun ketika ia bermimpi tentang dedikasinya mendidik kaum muda yang miskin dan terlantar. Ketika masih muda, ia sudah mulai memperkenalkan permainan kepada teman-temannya dengan diselingi berdoa dan pendidikan agama. Jika teman-temannya tidak mau diajak berdoa, maaka Bosco tidak akan memperlihatkan permainan sirkusnya. Karena pada zaman tersebut jarang sekali yang bisa bermain sirkus, tak heran anak-anak dari desa lain berbondong-bondong rela berjalan jauh untuk menontonnya. Ia telah memulai pengabdiannya kepada Tuhan dari kecil.

Mama Margareta pun senantiasa mendukungnya. Dan tidak lupa dengan "Buona Notte" atau "Goodnight Talk" yang selalu diceritakan Mama Margareta kepada Bosco. Mama Margareta selalu bercerita tentang kebaikan Tuhan, semesta yang diciptakannya, dan kasih Tuhan selalu menyertai mereka walaupun mereka miskin dan dilanda kesulitan. Tuhan selalu ada di sisi kita.

Gue gak bisa nulis banyak tentang mereka, gue akui pemahaman gue sendiri kepada para Kudus pun belom sempurna, sehingga gue masih gak berani nulis lebih jauh tentang mereka. Tetapi gue akui, gue kagum sama mereka. Berkat rencanaNya dan mereka, banyak lahir kaum-kaum muda dalam Tuhan. Salah satunya saya sendiri 0:) #PDjaya

Untuk lebih lanjut, kalau mau lihat bisa tengok di sini, sini, dan sini!


3.11.10

Misteri Perjalanan Spiritualitas

Jikalau kalian biasa melihat postingan saya yang berisi hal-hal konyol atau nyeleneh, entah kenapa sekarang saya lagi ingin menulis yang agak rohani. Mungkin dikarenakan saya lahir dalam keluarga yang emang tidak mendidik saya secara agama dan saya sendiri tidak betah dengan tradisi di rumah, sehingga gue lebih memilih mencari mana yang lebih cocok buat gue.

Saya juga merasa ada panggilan ke Katolik sekarang, meskipun saya besar dalam keluarga Buddha, dan menghabiskan dari TK sampai SMA di sekolah Kristen. Alasan saya memilih Katolik sebagai landasan spiritual pun terdiri dari berbagai macam hal, yang rasanya tidak etis disebut disini. Cukup tanya saya saja secara pribadi (via fb/twit/msn), dengan senang saya akan menjawabnya.

Pencarian kebutuhan spiritual bukanlah sesuatu hal yang mudah. Bukan hal yang seperti merengek ke orang tua untuk dibelikan sebuah telepon selular dan 1 minggu kemudian barang di depan mata. Kebutuhan spiritual bukanlah sebuah hal yang dapat muncul sendirinya, muncul karena kerinduan kepada Tuhan. Dan saya sendiri yakin bahwa jalan hidup saya itu sudah digariskan oleh Tuhan.

Dari awal mula saya masuk ke dalam gereja Katolik, hingga saya benar-benar menetap di sini. Kalau ditelusuri, bisa dikatakan ini adalah sebuah kebetulan. Tetapi sekali lagi, saya yakin bahwa hal tersebut sudah digariskan Tuhan.

Berawal dari diperkenalkan oleh seorang wanita yang kebetulan di gereja Katolik di dekat rumah saya juga. Kita sudah berkenalan dari 2 SMP, tapi akhirnya baru bertemu pada saat 1 SMA. Akhirnya saya mengajak salah seoran teman saya ke gereja tersebut. Kebetulan dia memang di gereja yang sama. Minggu berikutnya, entah kenapa saya tertarik untuk melangkah ke gereja tersebut lagi. Kakipun mengajak untuk melangkah sampai ke gereja tersebut. Akhirnya saya mengikut misa saya yang kedua. Masih belum ada panggilan. Tapi ini mungkin cara Tuhan memperkenalkan saya kepada rumah ibadahNya.

Saya pun rehat pergi ke gereja, baik gereja Kristen maupun Katolik. Oh iya, dulu saya paling rajin ke gereja Kristen ketika SD. Tetapi karena malas dan beberapa faktor, saya memutuskan untuk berhenti. Kembali ke cerita, 2 tahun berlalu. Ada sebuah lomba blog yang akhirnya saya sendiri tidak menang, dan akhirnya saya berkenalan dengan salah satu peserta. Tak disangka dia tinggal satu komplek dengan saya, dan dia pun di gereja Katolik yang dulu pernah saya datangi. Lalu salah seorang teman SMP saya pun ingin dibaptis secara Katolik, akhirnya kita mulai aktif ke gereja lagi, yang nantinya teman SMA saya juga ikut. Kami pun akhirnya megnikuti kelas katekumen yang berakhir pada Natal tahun ini. Doakan ya semoga lancar!

Lalu saya bertemu dengan ketua mudika Recis (daerah saya). Saya sendiri bertemu dia karena saya suruh salah satu teman saya yang berasal dari Sanur untuk mengajak makan bersama, yang berakhir dia datang pada saat makanan sudah mau habis. Tadinya saya diajak untuk ikut dance, mengisi acara ulang tahun SDB. Tetapi saya urungkan niat itu mengingat saya tidak begitu lihai dalam hal tersebut, apalagi dalam waktu yang kurun singkat. Akhirnya sekitar satu sampai dua minggu kemudian, saya di SMS oleh ketua Recis untuk ikut dalam drama ulang tahun SDB, tetapi tidak dalam bagian dance. Akhirnya saya menerima tawaran tersebut. Saya pun akhirnya ikut dan mendapat peran sebagai pemuda yang menyolong mangga. Saya pun mulai berkenalan dengan para pemain disana, yang kebetulan sebagian adalah mudika, dan sebagian adalah para frater. Saya cukup akrab dengan 2 frater dan 1 bruder. Sayang sang bruder terkena DBD ketika 1 minggu sebelum pementasan dimulai.

Selang 2 sampai 3 minggu, saya pun diajak untuk membantu pelayanan pada misa minggu sore. Berhubung wilayah ReCis masih kekurangan orang, saya pun ikut berpartisipasi, sekalian ingin mengenal anak-anak paroki lebih jauh. Saya pun ditawarkan untuk mengikuti LDK, untuk mencari keanggotaan mudika dan memperkuat tali persahabatan. Saya pun meng iya kan tawaran tersebut. Akhirnya saya mengorbankan seminar narkoba kampus untuk mengikuti LDK ini. Dan tak disangka, kegiatan tersebut yang saya kira hanya seminar saja, ternyata terdiri dari outbond yang cukup menantang dan melatih kerjasama. Ditambah para anggota lainnya sangat membuka tangannya lebar-lebar. Padahal saya bukan siapa-siapa. Hanya seorang baru yang tidak tahu apa-apa. Jarang sekali saya melihat orang-orang seperti ini. Bahkan di kehidupan sekolah dan perkuliahan saya, sangat jarang! Tetapi saya melihat sangat banyak di tempat ini. Saya merasa nyaman, dan memutuskan untuk berkomitmen mengikuti mudika (atau sekarang lebih dikenal OMK, tetapi saya lebih suka dengan kata mudika).

Ada pun acara gereja lain saya ikuti. Dari yang melibatkan mudika sampai yang tidak. Seperti acara sumpah pemuda, dan misa penyembuhan. Disana, saya makin menyadari keajaiban rencana Tuhan. Dari titik 0, sampai ke ambang yang tidak terbatas. Saya menyadari bahwa Tuhan mengkehendaki saya di sini, menyembahnya dengan cara ini. Saya merasa nyaman didalamNya.

Dan 1 hal di dalam benak saya. Mungkin sehabis lulus saya akan melanjutkan sekolah seminari. Tetapi ini masih hal yang belum pasti. Semoga jika benar, ada panggilan khusus yang membuka jalan saya. Saya pun juga mengagumi beberapa tokoh dan terinspirasi darinya. Mungkin akan saya tulis di postingan berikutnya saja. Semoga saya bisa menulis secepatnya untuk yang berikut.

2.11.10

Bosconian








Bosconian, 30 October 2010.
That you are YOUNG 
is enough for 
ME to 
LOVE you.
Bosconian Youth Indonesia
Paroki Santo Yohanes Bosco


1.11.10

Membayar untuk Sebuah Ilmu

Banyak temen gue mengatakan begini kepada gue.

"Eh win, kampus lo kok kecil amat sih?"
"Gedungnya nyewa kali ye."
"Ah apaan itu kampus ato kuburan kecil amat."



Ya awalnya sih gue rada panas dengerin, tapi makin lama gue denger makin biasa aja. Malah gue sempet senyum-senyum sendiri karena hal tersebut.

Yang mau gue tekankan disini, kita itu kuliah membeli ilmu, bukan untuk membeli gedung dan lain-lain. Fasilitas memang menunjang dalam menimba ilmu, tetapi memang yang terpenting adalah apa yang si dosen kasih dan bagaimana sistem pembelajarannya.

Urusan fasilitas, nomor 2. Masih bisa diakali, yang penting ilmunya. Fasilitas gampang kok dicari, tapi ilmu lebih susah dicari. Dan tidak hanya dicari saja, tetapi harus diresapi dan diterapkan.

31.10.10

Bakmi Ibu Tot

"Bu, bakminya ya bu."
"Sabar ngentot."
"Bu, cabenya dong bu."
"Iye kontol, sabar tot."
"HAYOLOH!" *ngagetin*

"Eh ngentot eh kontol!"

Kurang lebih, itu adalah kalimat ajaib yang diucapkan oleh ibu tukang bakmi Paroki Stella Maris. Dulu, temen gue anak Tarki pernah cerita tentang si ibu ini. Ibu ini dulu jualan di sekolah Tarki, dan emang bener-bener ajaib ini ibu. Seakan-akan 2 kata ajaib tersebut menjadi kosa kata tambahan untuk bumbu bakmi ayamnya. Gak heran, kemarena anak-anak dari Paroki Bosco pada ngisengin mereka, ditambah anak Stella Maris yang merajalela isengin si ibu. Sampe-sampe temen gue nyeletuk.

"Gue pengen nih punya satu yang kayak gini di Sunter. Bu, jualan aja ya bu di Sunter, nanti tiap hari saya datengin deh ahahah."
"Gak mau ngentot."



Benar-benar ajaib.

Sumpah! Gue Gak Tahu!

"Fel, nanti gue ikutan ya hari Sabtu.""Iye, jangan lupa dateng lu nanti. Jem 3 ye udah sampe di gereja. Entar lo ikutan nyanyi ye. Rayuan Pulau Kelapa doang kok. Bisa kan?"
"Bisa kok tenang aje."

Kurang lebih itu percakapan gue sama ci Feli 1 minggu kemaren. Gue mo coba ikutan misa sumpah pemuda. Kayak apaan sih, penasaran gitu. Gue pun jalan ke gereja, biar berangkat bareng ke Stella Maris Pluit. Dikasih baju gratis juga loh! Biar rame-rame ngeksis disana bohohohoho.


Setelah sampai di Stella Maris, kita ke gedung seberang gereja. Gue mulai curiga, bukannya nanti kita bakal nyanyi buat pelayanan misa sumpah pemuda? Makin gue naik ke atas gedung, gue makin curiga. Terlihat sebuah aula serba guna, ditambah 3 meja dengan aqua gelas diatasnya. Spontan, gue langsung nanya Putri, yang duduk di samping gue.

"Put, nanti lu main angklung ya?"
"Iya, nanti gue main angklung sama nyanyi."
"Ohh, soalnya gue nyanyi doang. Kita disini emangnya ngapain sih?"
"Lomba win."

Anjrit, lomba! Gue baru tahu pada detik itu juga, gue langsung shock 700 volt. Gue sama sekali gak pernah dateng latihan, terus ketika dateng gue disuruh pentas, dan gue gak tahu menahu sama sekali. Bahhhh!
Langsung gue toel ci Feli.

"Fel, kita lomba disini?!"
"Iya dong, lomba nyanyi hahaha."
"Buset, kok lu gak kasih tau gueee?"
"Eits, tapi gue gak nipu kan?"
"Iya sih lu bener juga, gak ngasih tau semua sama nipu itu beda =.="
"Hahaha, biar gak gugup."

Ajubile, malah tambah gugup gue. Setelah diajarin urutan-urutan ritmenya. Gue langsung PD jaya naik ke atas panggung bersama yang lain. Ci Feli pun nyamber lagi.

"Wah, ada sisa angklung nih. Lu mainin gih win."
"Ya udah sini dehhh" *
pasrah tingkat 5*

Untungnya nada yang gue mainin cuma berdendang sekali, itupun hampir sangat diujung lagu. Permainan pun dilakukan. Hasilnya hancur belebur bur bur burrrrrr. Awal-awal kagak kompak, ditambah pada bingung semua, termasuk gue bahahahaa. Tapi ya sudahlah, kita jadi TimHo aje, Tim Hore.

Kelompok kedua pun maju, ya kali ini gak gitu bagus. Sehingga masih bisa berPD jaya. Kelompok ketiga maju, mental kita down langsung. Mereka nyanyiin lagu Rayuan Pulau Kelapa juga dengan versi yang JAUH LEBIH HARMONIS MELOW-MELOW AAAAAAAAAAAAAAA.

Ibarat kata, lagu kita itu Rayuan Pulau Kelapa (kena Tsunami), dan lagu mereka itu Rayuan Pulau Kelapa (Pasca Tsunami). Punya kita huru-hara, punya mereka kelapa banget lagunya, ampe pada melambai-lambai.

Kelompok ke empat maju, dan kali ini kelompok yang sama rusuhnya kayak Paroki Yohanes Bosco. Gak heran, dari Yakobus. Masih tetangga Sunter. Ya jadi sama-sama liar lah hahaha. Tapi mereka K E R E N banget bokzzz, pemain cellonya ampe berdiri di cellonya, yang gue bingung itu begimana caranya. Gara-gara Paroki Salib Suci belom dateng, akhirnya kita memutuskan untuk duet Bosco - Yakobus apa adanya, adanya apa, jadilah begitu! Sebagai Tim Hore, kita mah seneng-seneng aje hahahaha. Secara spontan, para musisi Yakobus termasuk si Celloist yang manjat Cellonya minta duet sama Paroki kite. Buset coy, main aja masih amburadul! Tapi berkat sang komposer berbakat, permainan menjadi lebih rapih, pokoknya jadi lebih bagus deh! 


Sang MCpun akhirnya menjelaskan kriteria yang dinilai, yaitu kreativitas, semangat, dan seberapa usaha dan niat anda <- yang ini maksudnye apa??? Juri pun dipilih ketika H-7, dan baru tahu kriteria penilaian ketika 5 menit sebelum masuk ke meja juri. Benar-benar random. Yang kelima, Paroki Salib Suci (yang telat datengnya!). Gak nahan bokz suaranya. Kandidat juara emang udah ditasbihkan untuk tampil paling terakhir. Yang tim pelawak ada 2, sisanya patut dipertimbangkan untuk menang.

Ketika acara selesai, ikut misa, dan ini yang paling ditunggu-tunggu. Makan-makan gratis! Alhasil gue mencoba nguliner satu-satu dari makanan yang tersedia. Ada bakmi ayam, bakso, spaghetti, dan sate ayam! Es lilin juga ada loooh *makan lahap*. Gue pun yang paling bersemangat nguliner, terutama makan bakmi sembari ngisengin si ibu tukang bakmi karena itu ibu sangat ajaib, nanti bakal gue ceritakan. 


"Yak para manusia yang sedang berada diluar maupun di dalam dan maupun yang sedang gangguin ibu tukang bakmi, silahkan masuk. Mau dibacakan pemenangnya nihhh." Kata MC tersebut dengan muka bohwat menghadapi para mudika-mudika paroki yang liar ini.


Akhir acara, diadakan voting spontan untuk memilih tempat acara tahun depan, dan akhirnya jatuh ke tangan Santo Yakobus! Benar-benar voting yang random dalam 1 menit :|


Dan gak disangka, kita dapet juara 1 buat menghias arca Bunda Maria yang anggota tambahannya itu spontan (ya iya, anak fashion sama dkv gitu loh! Sama anak pariwisata satu! *gak nyambung*), dan dapet juara 3 buat lomba padus. Mungkin kita menang di kategori seberapa usaha dan minat anda dalam bermain! Bwahahhaha! Tapi seneng juga lah bisa pulang tanpa tangan hampa (dan perut berisi tentunya).




30.10.10

Mister HuGo

Sir HuGo, aka Husein Gozali adalah salah satu dosen di kampus gue. Orangnya udah tua, cukup tinggi *ngeliat ke atas*, dan pinter sih. Sayang kalo dia ngomong itu slow motion, jadi gue bisa boten sendiri dengerinnya.

Satu keburukannya, Sir HuGo paling gak bisa mengingat dan menyebut nama. Sering banget salah sebut nama, bahkan walaupun udah lihat absensi dia masih bisa salah sebut nama.

Salah satu kisahnya ketika ia baru masuk ke kelas gue.


"Anang... Anang... Mana yang namanya Anang? Anang Wijaya."
"Ha? Nama saya Arian Wijaya pak, bukan Anang."



Mungkin kasus Anang-KD masih melekat di hati bapak "basi kaleee, udah ganti jamannya Luna-Ariel". Sir HuGo juga suka lupa menyebut nama, padahal ia baru menyebut nama tersebut kurang dari 1 menit. Berikut kisahnya, ketika sedang sesi tanya jawab.

"Yak, yang nilainya kurang silahkan jawab. Sebentar saya lihat absensi dulu. Dewi Sindy ada?"
"Ada pak!"
"Jelaskan bla bla bla bla" *
lupa pertanyannnya*
"Aduh gak tau pak!"
"Oke saya oper ke orang lain dulu."

Setelah dioper.

"Ayo, kamu jawab lagi. Dewi... Dewi Sandra!"
"Nama saya Dewi Sindy pak!"
"Oh ia Dewi Sindy, maaf bapak salah sebut. Dulu Dewi Sandra murid disini sih."

Gue pun nyeletuk.

"Ah, itu mah Sandra Dewi pak! Murid sendiri kok lupa."
"Ehhh, maksud saya Dewi Rezer deh, hahaha."
"..."



Yee si bapak, jauh bener ampe Dewi Sandra. Meskipun begitu, dosen yang satu ini sabarnya setengah hidup menghadapi murid yang hiperaktif gak bisa diatur ini, betah-betah ya pak di kelas kamu walaupun ngeselin hehehe. Janji deh gak ribut, tapi dikurangin volume suaranya aja ya :D

26.10.10

Hand of A Stranger, Who Heal Us

Dirinya asing. Aku tak mengenal dirinya. Ia menatap, dan memegang tanganku seperti saudaranya sendiri.
26 Oktober 2010, salah satu kejadian bersejarah terjadi. Aku tertabrak motor, untung saja hanya keseleo di tangan dan bengkak di kaki. Itu merupakan sebuah keajaiban yang besar. Mataku tidak luput dari brosur yang ku ambil sendiri pada hari Minggu di Gereja. Hari ini bertepatan dengan mass healing yang diadakan oleh seorang Pastur dari Filipina. Namanya Fernando Surez. Cukup eksotis untuk sebuah nama, seperti tokoh telenovela Maria Mercedes.

Jarum jam sudah menunjukkan angka setengah tujuh. Setengah tujuh malam tepatnya. Terburu-buru, tanpa ba bi bu gue mengambil sepatu yang biasa dipakai untuk pergi ke kampus. Sayangnya basah. Tanpa ba bi bu lagi, pantofel yang sangat tidak nyaman itu terpaksa kupakai. Agak sedikit keras di kaki. Untungnya Clement lagi disini, profesinya sejenak berubah menjadi supir semi pribadi.

Sudah disangka, gereja terlalu ramai untuk diriku seorang diri. Mereka yang masuk diwajibkan memakai sebuah plester, yang nantinya bertuliskan apa yang ingin disembuhkan. Dalam bahasa Inggris tentunya, Pasturnya tidak mengerti apa itu Bahasa. Ada yang menulis bad eyes sight, migrain, cancer, dan masih banyak lagi. Kak Stecy yang membantu mereka menuliskan. Percakapan pendek terjadi.

"Win, lu sakit apa?"
"Sakit di tangan nih, abis ketabrak motor!"
"Kapan?"
"Tadi siang nih, di depan Cempaka Mas. Jadi gue nulisnya apa nih? Bingung gue."
"Tulis aja ACCIDENT."

Tanpa komentar, tangan langsung menulis ACCIDENT di plester tersebut, lalu ditempelkan ke baju. Diriku sendiri sedikit tertawa konyol, bagaimana jika Pastur melihat plester ACCIDENT di bajuku ini? Mungkin reaksinya bisa tertawa 7 turunan. Ya sudahlah, sudah ditulis begini. Nanti saja gantinya kalau memang sudah kepepet. Kali ini aku duduk paling belakang, sendiri, kiri kanan merupakan orang yang tak dikenal. Duduk saja lah, daripada tidak dapat tempat. Toh lebih baik duduk daripada berdiri kan?

Disebelah kiri ku seorang wanita berbaju hitam, agak jauh dariku. Sebelah kanan, seorang wanita berbaju kuning dengan suaminya. Mukanya terlihat sedikit ramah, tetapi dia cukup jauh dari posisiku sekarang ini. Ketika Misa dimulai, bagai magnet diriku tertarik ke kanan. Bukan karena suka, tetapi karena alunan lagu yang memerintahkan kami untuk saling bergandeng tangan. Tangannya halus, lembut. Bukan secara fisik, tapi secara psikologis. Entah kenapa hanya terasa damai, itu saja. Tidak lebih.

Ibarat sang Pencipta, awalnya ia merupakan seseorang yang tidak kenal. Kita tidak tahu siapa itu sang Pencipta. Ia mengulurkan tanganNya, dan kita sebagai manusia memegang tangannya dengan erat. Yang terasa hanyalah damai, bebas dari beban hidup. Cukup terharu dengan kejadian ini. Air mata hampir menetes, tetapi tidak jadi. Malu dengan yang lain, ditahan saja untuk nanti dirumah!

Ketika penyembuhan dimulai, banyak dari mereka yang sembuh. Dari yang lumpuh jadi berjalan normal, ada yang migrainnya hilang, sampai dadanya mengecil. Ya, dadanya mengecil. Ia mengidap kanker payudara dan sembuh. Mereka pun memberi kesaksian secara langsung di depan altar. Apa yang disembuhkan, sudah berapa lama mengidapnya. Ternyata banyak lebih parah dari diriku yang cuma tertabrak motor ini.

Aku pun maju ke depan. Masih dengan label ACCIDENT, untungnya ada plester di depan. Akhirnya ku ganti dengan PAIN ON HAND. Takut Pasturnya bingung harus berdoa apa, dia kira nanti diriku yang "polos" ini meminta kecelakaan bertubi-tubi lagi! Ah jangan sampai. Ketika sampai di depan, tangan yang bekas kecelakaan ini dijamah. Awalnya masih terasa sakit, tetapi lama kelamaan menjadi lebih baik, walaupun masih agak sedikit sakit. Ketika disuruh kesaksian, sang MC bertanya.

"Nama kamu siapa, sakit apa, dan dari kapan?"
"My name is Darwin. I have a pain on my hand, and now it's healed."
"When did you feel pain on your hand?"
"This afternoon..."

Ketika orang-orang bersaksi "Saya sakit kanker, sudah 7 tahun.", "Saya sakit psoblablaa sudah 5  tahun.". Lah? Gue (maaf ya pake gue, pake aku agak najis kalo buat kalimat ini) yang bisa dibilang baru kejadian tadi siang, malah motornya yang nyaris rusak, masih minta disembuhin lagi! Muluk banget ye, masih bagus selamat dan gak luka serius. Gue sendiri tadinya juga pingin nitip doa sama Pastur. Tetapi niat tersebut gue urungkan saja. Karena memang, selama ini bokap gue udah mengalami kesembuhan secara sedikit demi sedikit. Masih banyak dari mereka yang lebih membutuhkan berkatNya daripada gue, maupun bokap gue. Masih ada yang jauh lebih parah dan nyaris gak bisa disembuhkan. Disini gue belajar lagi, bahwa selama ini Tangan Tuhan emang udah bekerja kok. Cuma kitanya aja yang gak sadar dan gak pernah bersyukur, selalu minta lebih, lebih, dan lebih. Bersyukurlah buat apa yang udah kita dapatkan, baik secara fisik maupun mental, karena apa yang Ia tahu apa yang akan Ia berikan kepada kita, itu semua pasti yang terbaik untuk kita semua.

Genggaman tanganNya tidak pernah terlepas, Ia selalu setia menggenggam kita. Hanya kita saja yang tidak sadar telah digenggam oleh Nya! Ketika kita melihat ke atas, kita baru sadar bahwa selama ini ada yang menggenggam kita agar tidak jatuh. Jatuh jauh sampai ke lubang hitam tiada henti.

23.10.10

Salah Kostum

Sebuah cerpen pendek, terinspirasi dari pengalaman gue beberapa menit yang lalu.

Vincent kebingungan. Ia kehabisan ide tentang apa yang akan dipakainya untuk ke resepsi pernikahan anak rekan kerja ayahnya. Terlintas hanya setelan biasa yang selalu dipakainya setiap ada pesta. Vincent panik, ia segera mengambil telepon selularnya lalu menelpon sobatnya, Indy.

"Indy, sepertinya gue salah kostum nih! Gue serasa mau ke pesta Sweet Seventeen!"
"Emang lu mau kemana cen?"
"Ke pesta pernikahan. Duh gimana nih?"
"Emangnya lu pake apa lagi?"
"Gaun."















***Sang pengarang tidak benar-benar memakai gaun ke pesta pernikahan. Ini hanyalah kisah fiktif. FIKTIF!***

19.10.10

Kolom SAHABAT ku

Terima kasih selama ini kau telah mengisi hatiku yang kosong.
Meskipun kau mengisinya pada salah tempat, yaitu kolom "SAHABAT".
Tetapi saya tetap berterima kasih padamu karena telah mengisi kolom yang salah sampai pada hari ini.
Kuharap engkau selalu mengisi, dan mengisinya dan tak pernah jenuh.
Tidak perlu sampai kepenuhan, nanti kau keteteran membereskannya.
Carilah kolom "CINTA" di tempat lain, di tempat yang kau rasa cocok.
Ketika kau telah mengisi kolom tersebut, jangan main ke kolom lain lagi ya.
Tanpa diriku, duniamu tetap berputar.
Berputar, seiring roda kehidupan yang tak terduga.
Mungkin ketika roda kehidupanmu melintas di atas paku, ada orang lain yang bersedia menambalnya.
Berjalanlah bersamanya sampai tujuan akhir.
Jika ia membawamu ke tempat yang salah, bilang saja padaku, biar ku usir dia!
Dukungan ini akan selalu bergema di telingamu, sampai akhir nanti.

18.10.10

Mertua Saya Bukan Pembantu

Setelah Doa Rosario, tepatnya pada hari ini pukul 20.45

Pak Anton: "Jadi gitu, pembantu saya gigitin jari anak saya pas dia kejang-kejang gara-gara flu. Ampe kuku kakinya copot! Untung anak saya gak jadi lewat."
Tante X Pemilik Rumah: "Pembantunya yang tua itu ya?"
Pak Anton: "Pembantu saya mah dari dulu cuma satu. Pembantu saya lagian yang kecil itu. Yang tua mah mertua saya nci!"

Gue: *nahan ketawa*

17.10.10

Kerjaan di Rumah, Kerjaan Penting

Minggu, 17 Oktober 2010. Di kawasan outbond Eagle Hill, Megamendung.

Ojong: "Duh gila, susah banget nih bukain tutup galon aer."
Gue : "Kenape jong? Sini gue bantuin deh. Ini mah kerjaan gue di rumah."
Ojong: "Tutupnya nih. Yang ini susah banget, gak bisa dibuka. Di rumah gue juga kerjaan gue ini."
Robby: "Ah, ternyata kerjaan gue masih lebih penting. Kerjaan gue kuliah. HAHAHA"
Gue dan Ojong: "..."


14.10.10

Ujung Dunia


Hail Mary, full of Grace,
The Lord is with thee;
Blessed art thou among women,
and blessed is the fruit
of thy womb, Jesus.
Holy Mary, Mother of God,
pray for us sinners,
now and at the hour of our death. Amen.

Bulan Oktober, merupakan salah satu bulan suci bagi umat Katolik. Biasanya mereka melakukan doa rosario di dalam lingkungan mereka, dan memanjatkan permohonan kepada Tuhan Yesus. Ini kedua kalinya gue ikut doa rosario. Maklum, anak baru.

Ketika gue dateng, gue menyadari kalo gue adalah remaja seorang diri. Gak seorang diri sih, paling yang seumuran gue cuma berdua ato bertiga dari 20. Sisanya tante-tante dan bapak-bapak. Ketika gue masuk rumah pada hari pertama dan kedua, gue merasa panas. Sang empunya rumah pun bilang "Maaf loh panas, gak ada kipas ato AC disini."

Spontan om Anton, wakil ketua wilayah di tempat gue bilang "Nanti pas berdoa adem deh dijamin, kalo Roh Kudus turun."

Amin om amin, ternyata apa yang dibilang om Anton itu bener, gue sama sekali gak ngerasa panas di tengah ruangan yang kecil dengan kapasitas 16-20 orang di dalamnya. Malah serasa adem kayak pake AC disetel 22 derajat celcius loh. Emang berkat Tuhan itu gak berkesudahan.

Di komunitas tempat kami berdoa rosario, ada 1 om-om yang terasa familiar, padahal gue belom pernah ngeliat loh! Yang familiar itu bukan mukanya, tapi tingkah lakunya. Mirip gue! Sehabis doa rosario, dia make-make kalung rosario kekecilan di kepalanya, serasa penari India terus ketawa-ketawa. Gue sambil mikir, ini orang kok mirip gue ya? Terus om-om singgung dia juga.

"Asal lo tau aja, dia ini mantan frater loh."
"Ia mantan frater, tapi setelah ketemu Tesia imannya gak kuat."
"Imrohnya goyang tuh! Hahaha!"

Si om cuma ketawa-ketawa aja, dan gue emang sempat dan masih berpikir mau jadi pastur. Ternyata dunia itu emang sempit. Gue gak perlu ke ujung dunia buat nyari yang mirip sama gue. Toh di komplek sendiri juga udah ada.