30.9.11

Diary of Cactus

Setelah sekian lama saya beli bibit kaktus, akhirnya baru kesampean juga buat nanemnya. Gak tahu jenis apa, karena beli sepaket yang bibitnya campur aduk. Belinya di Pong's Corner. Postingan ini bakal terus saya update untuk terus mengikuti perkembangan si kecil ini. Cepat besar ya :)


 Sabtu, 23 September 2011. Bibit baru saja ditanam

Jumat, 30 September 2011. Umur kaktus baru 5 hari. 
Gak sabar lihat kalian tumbuh besar :)

29.9.11

Teresa Teng

Gue yakin 100% gue adalah anak-anak paling spesial dibandingkan yang lainnya. Ketika mereka semua diberi minum susu coklat, gue diberi susu putih aka vanilla.

Ketika mereka dibesarkan dengan ikan dan daging, gue dibesarkan dengan telur doang. Gara-gara gue gak bisa makan daging. Otak cuma isi protein sama bisul.

Ketika mereka diperkenalkan dengan si penyanyi cilik Tasya, Sherina, gue diperkenalkan dengan sosok wanita dewasa bernama Teresa Teng. Otomatis lagu yang gue tahu itu bukan "Andai Aku Telah Dewasa" atau lagu-lagu anak beken lainnya, melainkan "Tian Mi Mi" atau "Ye Lai Xiang". Gak lupa "Shi Feng Zhen De Ai Wo" yang gue lupa nama penyanyinya. Gue berada di dunia yang 180 derajat berbeda dari anak normal pada umumnya.

Seiring dengan perkembangan umur, dampak kurikulum "Teresa Teng" masih berjalan terus. Semua anak tumbuh dengan menonton serial-serial eksis macam AADC atau seri film Friends, gue tumbuh diantara cinta Dao Ming Shi dan San Chai yang berbeda kasta. Dari mereka saling benci sampai Hua Ce Lei ikutan naksir, terus San Chai pun memilih Dao Ming Shi. Akhirnya mereka jadian dan terbang ke Spanyol, tak disangka Dao Ming Shi tabrakkan dan ditolong Ye Sa. Intinya mereka A Se dan San Chai tetep happy ending dueh!

Duh gue ampe afal gini ya... Hidup di lingkungan mandarin itu memang ekstrim. Semua karena Teresa Teng!

22.9.11

Gantung

gantunggan.tung
[v] sangkut; kait


Definisi kata gantung di atas merupakan definisi gantung dari KBBI. Dan ya, saya sedang berada pada posisi tersebut.

Gantung adalah posisi dimana anda dimasukkan ke dalam suatu ketidakpastian akan sebuah kondisi. Seperti ketika anda mengajak teman anda pergi, tetapi dia malah berkata "lihat dulu ya" atau "will let you know". Tetapi ketika ditanya lagi, BBM sengaja gak di read, di hubungi gak bales, seribu satu cara mereka lakukan untuk mengelak. Pacaran tapi putus gak mau, dilanjutin juga gak jelas kemana.

Gimana sih rasanya kalau kepastian anda digantung di bawah langit dan di atas bumi tanpa tahu harus berjalan kemana? Well, saya rasa semua orang gak suka berada di posisi ini. Mau ya mau, enggak ya bilang enggak. Kata alm. Gusdur, gitu aja kok repot.

Merangkap Pembantu

Salah satu teman kampus saya, Yuyu, semalem tiba-tiba ngetweet minta dikepangin. Akhirnya saya tanggepin aja saya bisa ngepang. Dan tiba-tiba saya berasa dejavu. Dulu saya belajar ngepangin siapa ya sampe bisa ngepangin orang?

Ternyata setelah beberapa lama loading di tempat, saya dulu ngepangin embak aka pembantu saya. Saya jadi bingung, sebenernya siapa yang pembantu sih?

18.9.11

Satu, Dua, dan Tiga

Satu itu menggenapi, dua itu membunuh. - Filosofi Kopi, Mencari Herman

Buat yang pernah baca buku FilKop pasti pernah quote ini tidak terlihat asing lagi di mata kalian. Somehow, I feel it is right. You couldn't have two same things on a different person. Which is love. Satu cinta akan menggenapi hidupmu, sedangkan dua akan membunuh. Tetapi tiga akan membuat diri lu sendiri bertanya: Sebenernya apa sih prioritas hidup gue?

Well, tulisan ini mungkin akan menjadi lebih panjang dari sebelumnya, dan tidak serapih tata tulisan gue yang kemaren dikarenakan satu penyakit hati: galau. Trust me, this is one of the worst condition in my life.

Orang pertama yang gue cintai itu selalu hadir kemanapun gue berada. Dia adalah diri gue sendiri. I can't stop to love myself. sitting alone in the corner of the room, or having my imagination gone wild as I want. Hey, I love myself being alone. Dapat dibilang ini adalah salah satu puncak hidup gue, dimana gue hidup sendiri dan hanya segelintir orang yang tahu keadaan gue yang sebenarnya. Pertemuan dengan mereka pun dapat dihitung dengan jari dalam 1 tahun.  Gue bebas ngapain aja, mencari tahu banyak hal, atau hanya mojok di pojok ruangan sambil nulis blog yang kayak gue lakukan sekarang. 

Tapi sampai kapan?

Gue terkadang merindukan masa dimana ketika gue bangun tidur, gue bisa melihat ada seseorang di samping gue yang masih tertidur pulas, dan dia tahu who I really am. And yeah, she's one of my best friends. She is the second person that I love.

Banyak orang yang bilang jatoh cintrong sama sahabat itu enak, tapi enggak bagi gue. Kita, yang ibaratnya udah pernah ngeliat satu sama lain bugil, dalam arti lain udah gak lagi yang namanya rahasia-rahasiaan, tiba-tiba statusnya berubah dari sahabat jadi pacaran. Tiba-tiba berada dalam posisi yang udah tahu satu sama lain, dan harus bertindak layaknya orang pacaran. Yang dulu rangkul-rangkulan sambil ketawa-ketiwi jadi sambil mesra-mesraan.Yang dulu kalo makan saling rebutan akan menjadi saling berbagi.

Di satu sisi, semua terlihat begitu indah. Tetapi di satu sisi, gue gak ada bedanya sama gambler kalo gue memindahkan tempat dia di hati gue.

Dimana gue mempertaruhkan seorang sahabat untuk seorang pacar. 
Dimana gue memperaruhkan seorang sahabat yang gak akan pernah kembali, walau dia tetap ada.
Dimana gue mempertaruhkan kebersamaan kita selama 7 tahun untuk sebuah masa depan, atau sebuah kesia-siaan.

Akhirnya gue gak bisa lanjut dari hal itu. Gue gak rela mempertaruhkan persahabatan demi keinginan gue semata. Gue pun dulu pernah menyatakan cinta ke dia, tanpa menembak dia. Dan gue rasa itulah keputusan terbaik yang bisa gue lakukan, dan gue gak akan pernyah menyesal. Biar ombak Kuta saja yang menjadi saksi (cieee).

Orang yang ketiga  adalah erm... Gue gak bisa ngomong disini, karena sekarang bukan waktunya yang tepat dan dapat mempertaruhkan masa depan gue. So, just wait a little more. Okay? Maybe about 1 or 2 years later, when I turn into a better person, I'll write about her in my blog.







Hati tidak pernah memilih. 
Hati dipilih.
Jadi kalau kamu telah bilang memilih saya,
maka selamanya kamu tidak akan pernah tulus mencintai saya.
Karena hati tidak pernah memilih,
ia tahu kemana harus berlabuh. - Dewi Lestari, Perahu Kertas

15.9.11

Dan Aku Masih

Kau menghancurkan cintaku padamu berkeping-keping.
Dan aku masih mencintaimu dengan setiap keping yang ada.

Ma'am Rini, jleb-jleb-jleb abis quotenya!

14.9.11

First Day in Semester 3

Hari pertama di perkuliahan saya setelah 2 bulan terakhir cukup absurd. Absurd bukan karena teman-teman sekelasnya. Tetapi karena dosennya ajaib nazubilah. Dimulai dari pelajaran pertama pada jam setengah 9 pagi, Mr. Mark Giles. Sebelum masuk, saya biasa pelesetin nama dia jadi Mark Giling.

Cara ngajarnya sih enak, cuma salam pertama dan say goodbye-nya gak enak banget. Gak ada angin gak ada ujan, tiba-tiba udah ngomong hi class, how are you today? Do you know Pocong? Bah ini dosen obsesi banget sama yang namanya pocong. Saya tahu Sir, kalau kebudayaan Indonesia itu memang bikin bule kleper-kleper, tapi dia malah terobsesi sama bungkus permen yang lompat-lompat. Gak sampai disitu aja, di penghujung jam pelajaran, dia masih lagi bahas pocong. Kalimat terakhirnya: enjoy your weekend (which is yang masih 2 hari lagi), and be careful with Pocong.


Dosen yang kedua masih gak kalah saktinya. Kali ini yang sakti dari dia adalah penampilannya. Anak-anak biasanya manggil dia Ma'a m Yvonne. Semua yang dipakai bener-bener matching. Dari baju ungu dengan emblem di tengahnya, anting mutiara ungu, tas ungu, dan bangle yang Ma'am pakai ini makin membuat dia lebih mirip peramal tarot yang nongol di TV ketimbang seorang dosen. Ditambah gerak-geriknya pas ngajar.

Dosen kampus saya memang semuanya ajaib.

13.9.11

Sekaleng Kopi Biru

13 September 2010. Bulan menjadi satu-satunya ornamen yang tertempel di langit ketika malam telah tiba. Tanpa bintang, hanya suara kendaraan yang hilir mudik. Aku melangkah ke sebuah mini market kecil, mengambil sekaleng kenangan yang telah dingin. Sekaleng kopi rasa Moccacino ukuran 200ml berwarna biru, yang aku sendiri tak tahu telah berapa lama tak disentuh.

Kakiku terhenti di depan kasir, sambil merogoh dompet di kantong untuk membayar sekaleng kopi tadi. Dan aku pun melihat sekotak Marlboro hijau tersusun rapih di belakang meja kasir. Hai kamu yang disana, apakah rokok yang kamu biasa hisap masih rokok yang sama atau sudah berubah? Atau mungkin kamu sudah tidak merokok lagi? Nyaris 2 bulan kita tidak bertemu, aku tak tahu bagaimana kabarmu. Ponsel hanya digunakan untuk kabar bohong belaka, aku tahu itu.

Seteguk sudah kopi itu kuminum. Pahit kopi dan rasa cokelat terasa di pangkal lidah. Rasa itu masih sama, hanya saja kali ini kuganti dengan cokelat, bukan susu seperti yang waktu itu kau traktir. Sambil berjalan  kuteguk lagi kopi tersebut. Nyaris 3 bulan dari waktu kita minum kopi bersama. Kopi yang biasa kau minum untuk tetap terbangun. Kopi yang biasa kau minum untuk tetap melihat masa depan. Dan sekarang giliran aku yang meminum kopi tersebut.

Hai kamu yang biasa mengajariku cara untuk hidup, kamu tak perlu repot-repot lagi datang dengan wujud seorang guru. Untuk sekarang, esok, dan seterusnya. Kamu tak perlu khawatir, sekaleng kopi cukup untuk menemaniku pada malam ini. Untuk esok, dan juga seterusnya.

1.9.11

Jonggol itu KERAS!


Maaf fans-fans tercintaku setanah air yang telah menunggu lama akan postingan selanjutnya (cie ileh), karena kesibukan saya akan banyak hal pas liburan. Saya cuma bisa bawa oleh-oleh sedikit dari Jonggol, yaitu cerita dan biji pinus.


Yaa fotonya aja ya... Saya cuma bawain sama mereka yang mesen doang. Kemping selama 4 hari 3 malam di Jonggol itu KERAS, man! Mereka diharuskan untuk memenangkan games dari para panitia untuk mendapatkan Bosconian Dollar yang digunakan untuk membeli makanan. Bahkan di hari pertama ada yang beli nasi pake tempe doang karena takut besok duitnya gak cukup! Na'as bener (padahal saya panitia loh). Banyak perubahan yang kami alami sendiri setelah kemping ini berlalu. Dari perubahan fisik yaitu makin gembur dan makin kurus, makin banyak teman, dan tentunya makin hitam. Kerennya, makin tan.

Disini tempatnya cukup bagus, banyak pohon pinus dan kalau udah gelap suara jangkringnya enak didenger. Dan ada bebek-bebekkan juga yang akhirnya memicu panitia untuk berlomba di oratori baru, yaitu 'Mancing Bebek'. 





Dari acaranya sendiri, yang paling berkesan sama saya itu misa di atas gunung, duduknya dibawah pohon. Berasa gimanaaa gituu. Ada angin semriwing lewat di kepala, sembari diselimuti bayangan daun-daun pohon.


Dan satu lagi, ketika hujan badai pas hari ketiga, saya kencing di botol... Untuk pertama kalinya saya kencing di botol, dan rasanya enak banget kencingnya anget-anget kuku di botol. Coba deh bayangin, pas lagi badai hujan, di dalem tenda, sambil mengangin benda anget yang keluar dari tubuh kita sendiri. Wiii rasanya susah dideskripsikan nyahahaha. Masih banyak cerita yang mau saya share, tapi kayaknya gak mungkin semua :) Kita lanjutkan nanti saja ya!