29.9.10

Tugas 350 HURUF

Percakapan seorang yang absurd yaitu gue, dengan salah seorang teman yang sedang kuliah di UK sembari bikin tugas marketing.

"Tugasnya gue buat sekitar 400 kata aja deh, jaga-jaga."
"Jangan, kalo mau lebih 10% max."
"Tenang kok gue buat berisi, bukan bacot aje. Kata dosen boleh lebih kok."
"Eh, tugas lu itu 350 kata kan? Dia minta kata, bukan huruf."

"Ia lah, masak 350 huruf? Ajegile aja, lu kata gue kerjain tugas di twitter?"

28.9.10

Maaf itu Terima Kasih!

Jakarta, 28 September 2010. Pukul 13.45 WIB

Gue naik angkot berstiker 04 dari daerah Pulomas. Ketika di depan Mall Kelapa Gading, gue berhenti turun. Tiba-tiba ada teriakan merangkap desahan.

Mbak: "Awwww! Awww! Awwwh!"
Gue: "Ini mas..." 


Sambil megang dua rebu rupiah, lalu gue penasaran dengan teriakan merangkap desahan tadi. Siapa gerangan yang mengeluarkan, dan kenapa? Ternyata kaki si mbak gue injek. Si mbak cuma make sendal cewe yang kuku-kuku manisnya kelihatan, sementara gue pake sepatu yang berat solnya tak terdefinisi.


Gue: "Ma... Makasih mbak!" *ngomong ke mbak*
Gue: "Sori! Sori mas!" *ngasih dua rebuan*


Ketika gue baru mau beranjak turun, gue sadar gue salah ngasih kata "maaf" dan "makasih". Mbak, beneran loh mbak saya minta maaf. Pas saya turun dari angkot ngakaknya setengah mati tapi!

26.9.10

Self Destruction

Alkisah di mall Kelapa Gading, ada seorang wanita yang baru belajar mobil. Gak usah sebut merk ah, ntar takut ditendang ke London *mauuuu*. Singkat kata, dia ini baru belajar nyetir dan gak tau apa-apa tentang mobil. Pokoknya ngerem, jalan, titik. Sampai lah Nita *akhirnya sebut merk juga* di parkiran MKG, dan gak sengaja dia kunci setir dan gak tahu harus ngapain. Akhirnya dia telepon temennya.

"Gimana nih, setir gue kekonci?"
"Loh, lo emang gak tau cara bukanya?" *panik*
"Gak tau nih, duh gimana ya. Eh itu lampu kelap-kelip merah itu apa ya?"
"Wah, lu mendingan pergi jauh-jauh sekarang. Itu self destruction!"
"Anjing, seriusan lu?! Gue kan baru beli, masak mobil gue udah ancur?" *tambah panik. Bego ya mau percaya*
"Iya seriusan, Buruan Nit!"
Stress tingkat 100.

"Enggak kok, gue cuma bercanda hahaha. Itu alarm mobil"
"..."


23.9.10

Peka

Kemarin malam, ada satu hal yang bikin gue tergerak buat gue nulis postingan kali ini. Yah pokoknya ada lah suatu kejadian, lu pada gak perlu tahu hehe. Yang pasti gue tersadar bahwa selama ini gue kurang peka tentang apa yang Tuhan telah kasih ke gue.

Gue selalu berdoa, minta temenan sama si X lah, si Y lah, dapet temen yang baek lah, tapi sebelum gue meminta pun Tuhan udah kasih ke gue. Cuma ya gue aja yang gak sadar. Gue jadi malu, betapa gue bodohnya pada saat itu gak pernah menyadari bahwa ketika gue 3 SMA, dia cukup mengisi hari gue yang monoton (biasanya dikatain Erio terus).

Bagi kalian yang udah baca postingan ini, cobalah untuk peka terhadap teman-teman disekitar kalian. Banyak kok dari mereka yang care sama kita, walaupun mungkin dengan cara yang tidak kita ketahui, bahkan dengan cara yang bikin N G E S E L I N.

Dan sekarang gue pengen banget berterima kasih sama Tuhan, yang emang selama ini sudah memberi apa yang gue mau sebelum meminta. Cheers!

21.9.10

Prisca Rozanna

Tanpa sengaja, tadi di halte gue bertemu senior gue, Valen, dan temennya, Prisca Rozanna. Ada temennya yang lain juga sih, tapi gue gak kenal hahaha. Kita pun berdialog. Enggak deh, kita ngegosip. Dari ngomongin dosen sama yang "belok-belok". Ya pokoknya kita tahu sama tahu lah.

Lalu Valen pun nanya gue.
"Emang lu turun dimana win?"
"Gue naek sampe cempaka mas len."
"Oh sama dong kayak Prisca, naek sampe Pulogadung."

Gua pikir, Pulogadung sampe ujung Gading sono. Eh ternyata oh ternyata, ketika gue berpisah sama Valen dan naik ke Pulogadung bareng Prisca, gue nanya dia begini.

"Emang lu turun dimana Pris?"
"Turun di Cempaka Mas."
"Ha? Kok sama kayak gue?"
"Emang rumah lu dimana?"
"Di Sunter."
"Hah?! Sunter mana?"
"Danau Indah."
"Loh, gue juga Danau Indah loh!"
"Wah gila, kita sekomplek! Gue baru tahu!"

Dengan bodohnya, gue pasang muka cengok ke dia. Seumur-umur gue baru tahu dia itu senior yang tinggal di deket rumah gue. *pasang muka datar*

Akhirnya (secara tak sengaja lagi) gue menumpang dia. Ternyata bokapnya bawa mobil. Karena penasaran, gue nanya ke bokapnya.

"Emang rumah om di deket mana ya om?"
"Di gang 3. nanti kita lewatin aja."
"Udah berapa lama win tinggal di Sunter?"
"Dah dari lahir om."
"Wah, kenal Rangga dong?"
"Rumah saya diseberang dia om..."

*tiba-tiba udah sampe depan rumahnya*

"Loh, ini kan rumahnya Rachel kan?"
"Rachel itu anak pertama om."
"Gue itu adeknya Rachel."

Sekejap, gue merasa hidup gue di Sunter tiba-tiba runtuh. SELAMA INI GUE KEMANE AJE BARU TAU PRISCA ITU ADEKNYA RACHEL! 

:|

17.9.10

Anak Medan

Mimpi aneh (lagi) telah datang untuk kesekian kalinya. Tadi malam, gue sendiri mimpi tentang kisah masa SMA gua. Tapi dalam versi yang berbeda, aneh, dan cukup bikin ngakak. Gue mimpiin salah satu temen gue yang merupakan Medan totok, Junius. Kalo yang udah pernah ikutin postingan gue yang kemarin-kemarin, pasti tahu nih anak yang mana, yang sering dikatain Medan, dan sering perang sama anak Kun Thien di kelas.

Di mimpi gue, tiba-tiba dia menjadi kandidat petugas ketua OSIS. Layaknya jadi calon ketua, kudu promosi dong ke anak-anak.

"Ayooo pilih gua jadi ketua OSIS! Nanti gue kasih kaos deh! Kaos buat para pendukung gue hahaha."

Ketika gue lihat, WHAT THE HELL! Bajunya berbahan wool mirip sweater, agak lusuh dan benangnya kemana-mana, berwarna coklat, bergaris warna ini dan ini dengan bertuliskan "ANAK MEDAN" ditengahnya. Spontan, gue langsung NGAKAK GILA gak pake berhenti, ditambah ketika gue melihat banyak yang pake baju begitu. Akhirnya, gue langsung bangun sambil ngakak. Kata koko gue, gue tidur sambil ngigo ketawanya kenceng banget, puas banget ketawanya.

Anak Medan, anak Medan. Sekali lagi anda membuat saya seperti orang gila.

15.9.10

Tetangga Jelek

Yang namanya orang tua, gak pernah lepas dari yang namanya ngegosip. Ya, gue nulis ini karena gue yang menjadi bahan gosipnya. Pake bahasa Bangka. Kalo gak salah namanya Khek.

Berikutlah perbincangan Thai Ji (tante), nyokap, dan bokap. Kurang lebih begini terjemahannya.

"Awin sekarang kalo ke gereja bonceng cewek loh!"
"Ah beneran win? Gereja mana?"
"Yohanes Bosco kok thai ji."

"Wah nakal ya udah bonceng cewek."
"Cuma tetangga kok itu, cuma nebeng!"
"Awin bonceng cewek cakep loh!"
"Cakep darimana, itu loh yang keriting-keriting, anak gang 5."
"Ah gak jadi deh, itu mah jelek."



Pa, gak cakep loh pa. Gak cakep!



14.9.10

Kehidupan Kampus nan Ajaib - Salah Sasaran

Gak tahu gue harus seneng ato sedih. Hari-hari kampus gue, gue ditaksir sama 1 orang.
Tapi sayangnya, di laki.

LAKI! BUKAN PEREMPUAN!

7.9.10

Salah Tulis

Entah kenapa dan lagi gak gimana-gimana, gue kebayang sama masa kecil gue. Tepatnya pas gue kelas 3 SD. 
Kalo disuruh ngarang, gue pasti ngarangnya aneh-aneh dan gak jelas, tapi tetap dapet bagus, itulah esensi pelajaran Bahasa Indonesia :D

Ketika gue dikasih tugas mengarang dan harus diselesaiin di sekolah, gue bikin dengan terburu-buru. Tanpa tersadar gue menulis kata "nenek" menjadi "memek".

Oke, sepintas gue sadar dan gue langsung coret itu ampe itu tulisan kucel, dan kembali menulis kata "nenek" dengan tenang. Nenek oh nenek.

6.9.10

Ulang Tahun Kebakaran


Well for the first line, HAPPY BIRTHDAY TO NITA LAKMUDIN, walaupun ketahuan surprisenya =P

Alkisah, kemarin gue ditelponin ama si CF buat rencanain ini semua. Akhirnya dia pergi beli kue di Harvest. Hari ini, jem 7 pagi pergokin rumah Nita. Gue, ace, dan CF naek ke lantai dua buat cari kamar dia. Rencana awal, kita mau ketok pintu sambil bilang
"NITA, KEBAKARAN NIT!"
Pas lagi naik, tiba-tiba si Nita malah buka pintu dengan mata setengah melek. CF ama ace langsung jongkok, gue cuma bengong melongok. Oke, kita ketahuan.

"Hehehe."
"Udah Nit anggep ini semua gak pernah terjadi, masuk lagi lu sono!"

"Oh oke."



Dengan polosnya ini anak masuk kamar lagi. Ada ya orang begini.
Pas mau nancepin lilinnya, gue liat kuenya. Yaolo kenapa ini kue isinya buah semua, mau tancepin dimana lilinnya? Akhirnya dengan "kepintaran" ace, lilinnya ditancep di tempat yang cukup strategis. Dan ketika nyalain lilin, jempol gue kebakar.






Happy Birthday Budi's daughter!

1.9.10

Kehidupan Kampus nan Ajaib - Dosen Sok Tahu, Mahasiswa Sok Tahu

Hari ini gue diajar ibu Artini, seorang dosen yang ngajar tentang writing skill I dan pembelajaran tentang human interest. Pas awal gue ketemu dia, langsung terbayang di otak gue.

Wih gile dosennya paruh baya, kayak abis pulang umroh! Pake jilbab mecing ama bajunya! 


Mana dia pake peniti bebek, tau kan peniti bebek yang panjang itu loh, yang ada bebek-bebekkan diujungnya, terletak dibawah jilbabnya, sekitar leher gitu warna oren. Gue kira ngebosenin, ehhhh taunya seru loh! Hal-hal yang diajarin dia kesannya memang benar-benar kita pake di dalam kehidupan kita sehari-hari, tentunya dalam hal menulis dong.

1 hal yang gue selalu inget dia, dia sering bilang kalo jadi mahasiswa komunikasi itu harus SOK TAHU! Langsunglah seksi kepo kelas aka Ardy nyamber aje ke ibu Artini. Terjadilah pembulian antara dosen dan murid dan sekarang gue lupa kejadiannya begimana -_- Sampe ibu Artini ngomong.

"Saya suka dengan kamu, siapa nama kamu? Oh ia nama saya Artini anak-anak."
"Nama saya? Ermmm... Nama saya Artinya!"


Langsunglah satu kelas cekakakan gara-gara si Artinya bahahaha.
FYI, suara si Ardy ini serek-serek becek kayak si Olga Syahputra. Cuma lebih buerrrrrraaattttt

Dan seperti biasa, yang paling membekas adalah ketika gue nyautin si ibu Artini ketika dia nyeletuk begini.

"Kok ruangan ini panas ya?"
"Ah ibu sok tahu!"


Abiss deh gue, abisss deh gue dicerca sekelas.