28.12.10

Terima Kasih

Akhir-akhir ini, saya sering kali pergi ke minimarket karena tuntutan mama yang berkata "minyak lebih murah disana". Yaaa mau gak mau sebagai anak yang soleha dan taat akan orang tua *ehem* ya saya belanja disitu deh. Ketika saya selesai membayar, saya mengucapkan "Makasih mbak". Si embak cuma diem, lanjutin ngobrol sama temennya lagi.

Duh geram banget sih rasanya. Bukannya saya gila terima kasih ya, tapi menurut saya itu adalah sebuah etika yang harus dikembangkan dari hati, bukan di program dari bos. Setidaknya dengan tindakan kecil tersebut, akan membuat hati anda terasa lebih puas. Padahal apa susahnya sih mengatakan TERIMA KASIH, atau sering kita sebut makasih, thank you, trims yang memang berlandaskan dari hati?

Contohnya seperti di atas, saya berterima kasih kepada embak-embak di kasir karena telah menghitung dan mengembalikan sisa uang yang saya bayar (kalau lebih). Sementara si embak berterima kasih karena saya telah membeli barang dari supermarket tempat ia bekerja dan telah membayar. Toh kita sama-sama diuntungkan juga.

Cobalah kita berterima kasih atas setiap tindakan yang orang-orang lakukan. Tidak susah kan mengucapkan dua kata tersebut dari bibir kita agar kehidupan menjadi lebih baik? ;)

NB: Kata-kata terima kasih yang baik sebaiknya jangan terdapat pada kalimat seperti ini.
Contoh: "Terima kasih lo telah menghancurkan hidup gue!"
Duh apa-apaan sih, Cinta Fitri banget itu kalimat.

Mama Bego 2

Hari Minggu tanggal 26 menjadi ajang nobar "nonton bareng" para supporter timnas, baik yang loyal maupun musiman. Tidak lupa dari kalangan kaum awam sebagai penghias, contohnya saya, yang dipaksa ikut nobar. Karena saya pergi dari siang dan orang rumah gak ada yang tahu, saya di sms oleh mama.

"Win pergi ke mana?"
"Ke Gading sama si item."
"Gadingnya di bandung ya."
"Sabar, bentar lagi pulang lagi nonton bila."
"Uda indonesia menang 10. Bolanya masuk kuah jadi bakso jumbo."
"Mama bego."

Mama Bego

Masih ingat dengan pernikahan Mike Lewis dengan Tamara Blezynsky (bener kan gini nulisnya) yang menuai banyak kontroversial? Baru-baru ini ditayangkan Tamara sedang melahirkan. Akhirnya saya dan bapak saya nonton infotainment sebagai santapan pagi.

"Gila ya tuh si Mike, bego amat mau sama si Tamara."

Emak gue nyamber.

"Mending lah Mike punya mata mau sama si Tamara, daripada engko lu sama babi ngepet"
*NB: Babi ngepet yang dimaksud adalah pacar ngko saya yang juelekkkkkkkkkkkkk banget.

"Mama bego."



24.12.10

Es Rasa ML

Bakmi Berkat, emang tempat yang tiada duanya. Dari kuliner bakminya sampai sesuatu hal yang ADA AJA anehnya. Seperti kemarin, saya ke bakmi berkat dan menemukan percapakan sang embak dan pelanggan yang sangat uh-waw!

"Mbak, ini es goyangnya rasa apa ya?"
"Tulisannya apa tuh bu di esnya"
"AL, mbak."
"Oh, AL berarti alpukat nci."
"Kalo ini rasa apa mbak?"
"Oh itu es goyang rasa ML, melon."

Temen gue.

"Pffff...."


Embak, gak ada rasa yang lebih enak lagi mbak selain ML? Saya tahu itu enak, tapi gak seharusnya diperjual belikan dengan nama seperti itu di tempat umum, apalagi bakmi!

23.12.10

Judge a Book by Its Cover

Jarang-jarang nih saya membuat tulisan yang berisi. Jadi mohon dibaca ya. *ehm*

Malam ini saya menyempatkan pergi ke Alfamart untuk membeli cemilan. Tadinya sih cuma mau membeli coklat. Tapi akhirnya saya melihat sebuah kopi instan yang menarik, tepatnya sudah dari kemarin sih dan saya sudah membelinya juga. Karena faktor bungkusnya yang menarik, saya membeli kopi instan tersebut.

Berikut penampakan dari sang kopi.




Cafelicious Coffee from Javabica. Mochaccino flavour.

Sejenak saya mengingat pelajaran advertising di kampus. Pernah suatu kali saya diperlihatkan packaging-packaging menarik berbagai barang dari mancanegara. Terlihat unik, dan jujur saya lapar mata dan rasanya ingin saya bawa pulang makanan-makanan tersebut. Apa daya itu hanya gambar. Untungnya ada 1 yang terjadi di depan mata :D Untung aja rasa kopinya juga enak.

Beda halnya ketika saya melihat kopi instan ini.


Bandingkan dengan kopi dari Javabica tadi lagi.



Anggap saja itu kopi susu merk X. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan, tetapi hanya mengkritik. Jika kemasannya tidak menarik perhatian pembeli, bagaimana kita mau coba? Hayooo.

Jadi gak salah kan jika kita meng-judge suatu produk melalui kemasannya?

Kress, Krenyes, Kraus-kraus

Aduh maaf para pembaca setia, akhir-akhir ini saya baru menyelesaikan kerjaan saya! Jadi baru bisa nulis lagi dehhhh.

Hari Selasa kemarin ketika saya sedang asik-asik menghias foto-foto orok yang dilimpahkan mama bos, teman saya mengajak saya pergi jalan-jalan. Mengingat hari itu saya jenuh juga dan sisa fotonya tinggal yang cupu-cupu, akhirnya saya meng-iyakan ajakkan itu. Ehh tapi yang ngajak akhirnya tidak ikut. Ya sudahlah sama teman yang lain. Akhirnya kita nonton ini di Blitz MOI

Tron Legacy

Banyak yang bilang film ini jelek. Err, mungkin "katanya" dulu film ini pernah dibuat dan jadinya "amit-amit itu film apaan?!". Tapi kali ini sumpah, keren banget!

Film ini mengkisahkan tentang Kevin Flynn, sang pembuat game yang tiba-tiba enyah begitu saja ketika anaknya, Sam Flynn masih kecil. Setelah Sam dewasa, ia mendapatkan sebuah pesan yang kabarnya pesan tersebut dari ayahanda tercinta (ciehh ayahanda!). Akhirnya ia ke game center yang pernah dibuat oleh ayahnya sendiri dan pada akhirnya ia terjebak dalam Grid, dunia yang diceritakan tentang ayahnya tersebut. Sisanya yaaaaa, nonton sendiri aja deh hehehe.

Eits, cerita blog saya tidak sampai di situ saja! Ketika mau masuk bioskop, kami tidak lupa mengstok makanan dan minum yang banyak. Sampai-sampai tas teman saya sendiri seperti bawa pulang oleh-oleh dari Eropa. Untung gak ketahuan Pak Satpam. Lalu ketika sampai di bioskop, saya berbicara dengan teman saya, Yosi.

*kress, suara buka kantong snack*
"Win."
"Apaan?"
"Kayaknya kita berisik sendiri deh."
"Iya nih, kudu ati-ati nih!"

Karena ide yang cemerlang dari saya, ketika film sedang sepi, snack yang saya makan tidak saya kunyah, tapi diemut. Tetapi ketika film sedang heboh-hebohnya...

Adegan Sam Flynn bertarung dengan Rinzler

*cepet-cepet buka kantong snack*
*Kress*
*ngunyah dengan mulut seru setengah mati*
*Krenyes kraus-kraussss*

Adegan yang hening

Nonton kalem lagi. Dan begitu seterusnya.

*asik buka kantong snack lagi*

19.12.10

Bete Dehhh

Bete deh, bete deh ah kalo ketemu orang tua yang punya anak cewek kolot yang unyu banget -3-
Kalau kolot soal pemilihan jurusan? Itu biasa.
Kalau kolot soal pulang malem? Maklum lah cewek takut diculik gitu.

Kalau kolot pergi ke rumah temen cowok tanpa satu orang temen cewek disitu dikala matahari masih nongol? Apaan sih unyu banget.
Dikira gue bakalan hamilin anak orang apa? Asal tahu aja, gue udah berpuluh-puluh kali ditinggal berdua sama cewek doang, kagak ada yang hamil tuh satu pun. Dikira gue cowok kagak bener apa?
Bete deh ah. -3-

18.12.10

Enci-enci Ulang Tahun

Masih di acara orkes O'Holy Night


MC: "Ya hari ini kami juga mempersembahkan lagu untuk mereka yang berulang tahun hari ini. Ayo berdiri."

Masih belum ada yang berdiri.

MC: "Saya dengar ada yang ulang tahun nih hari ini. Oh ternyata si Jovanca dari Bosconian Children Choir! Ayo maju kedepan. Yang ulang tahun ada lagi? Silahkan berdiri!"

Ada satu enci-enci di depan saya berdiri, lalu duduk lagi. Tidak lama lagi ia berdiri lagi karena MC menanyakan hal yang sama.

Sementara itu, si enci masih berdiri menunggu sang MC melihat dia. Sayangnya, 1 derajat pun sang MC tidak melihat si enci-enci yang sudah berdiri sampai tulang kering.

MC: "Yaak ada tidak? Ya sudah kalau ada silahkan duduk di tempat saja. Mari kita sambut lagu XXX (gak tau judulnya)."
Gue: "Liat tu wen enci-enci di depan, pasti dia pengen dipanggil kedepan juga! HAHAH"

Si enci nengok ke belakang. Mungkin dia mendengar apa yang saya katakan. Sabar ya enci

O'Holy Night

Hari ini ada orkes gereja dengan judul O'Holy Night. Gak bisa berkata apa-apa gue, keren bangeeetzzz.
Cuma ada beberapa nada yang miss dikit aja, sama kadang ada pemain yang lupa gesek-gesek. Suaranya si Olip, choir dari katedral, ditambah soloist tenor laki yang suaranya ajubile mak. Mantep deh kalian! Tapi ada satu soloist cewe, yang nyanyinya kayak orang kondangan -3- Padahal suaranya oke loh. Yaa keep it up aja deh guys! Semangat terus ya :D

15.12.10

Tusuk Gigi

Masih di kejadian dan lokasi yang sama dari kejadian di Gang ANZ, kali ini mengenai Jocelyn dan temannya.

"Eh Jo, ada tusuk gigi gak?"
"Ada, mau merk Pizza Hut, D'cost, ato yang lainnya?"
"... Baru tau gue lu ngoleksi begituan."


Image Dulu = Image Sekarang

Witss, saya kembali lagi! Tentunya disela-sela pekerjaan dan UTS besok. Hihihi.
Sekarang saya hadir bercerita kembali, tetapi kali ini tentang kehidupan kampus (lagi)!

Ketika saya masuk kuliah, saya mencoba membangun image baru yang berbeda di SMA. Yah, ternyata tidak efektif juga. Ujung-ujungnya terbawa juga sampai kuliah. Salah satunya? Image pelit dan cabul saya! Ya gak cabul-cabul amat sih kayak dulu, tapi tetep aja makin kuliah, bawaannya makin pelit!

Kemarin adalah hari dimana ada jeda waktu satu jam lima belas menit untuk pelajaran berikutnya. So pasti, saya dan teman-teman saya bakal cari tempat makan, antara Gang ANZ atau M1. Habisnya murah sih! Ya budget kantong pelajar lah.

Di Gang ANZ memang sedikit tercium bau perselisihan, bisa dilihat jarang melihat orang membawa 1 makanan dari pondok ke pondok lainnya. Ya jadi kalau mau makan bareng, mau gak mau harus di tempat yang sama dengan menu yang itu-itu lagi, haiah. Kemarin pantat kita menyuruh duduk di tempat ibu-ibu yang berjualan bakso dan sotomie. Ya bukan karena enak atau apa sih, gara-gara dayang-dayang saya sudah duduk duluan disana (berhubung saya baru keluar karena ada kuis). Berhubung udah laper berat rat rat rat, akhirnya saya memilih sotomie pake nasi.

"Bu sotomie satu ya!"
"Pake nasi atau bakso ato 2-2nya?"
"Pake nasi berapa bu? Pake bakso berapa bu? Kalo pake semuanya berapa?"
"Pake nasi 10 ribu, pake bakso 10 ribu, pake semuanya 12 ribu de."
"Err... Ya udah deh bu, sotomie pake nasi aja!"

Setelah beberapa menit.

"Nih dek, awas ya panas."
"Makasih bu."

Selang beberapa waktu.

"Dek, mau minum pake teh anget ato teh manis dek?
"Gak usah bu"
Sambil ngasih tangan tanda stop
"Teh angetnya gratis kok dek."
"Ya udah deh bu boleh satu gelas!"
"Ibu kan tau kalian anak-anak muda, kalau makan gini kan pasti seret hahaha."

Spontan, saya langsung diketawain oleh teman-teman saya. Dan lagi teman saya, Jocelyn, ikut nyeletuk.

"HAHAHA Dasar ya lu win! Tapi gak papa, berkat lu kita semua tahu kalo teh anget disini itu gratis! HAHAHAHA"


Sekali lagi, dimana saja, kapan saja, pelit saya tetep keluar. Ini bukan pelit sih, tapi penghematan. *membela diri*

12.12.10

Sibuk Main

Terkadang malesin kalau punya temen disuruh kerja, bilangnya sibuk terus.
Padahal sibuknya cuma sibuk guling-gulingan di ranjang.

Terkadang malesin kalau punya temen numpuk kerjaan, bilangnya sibuk terus.
Padahal sibuknya main sama temen-temennya yang lain.

Bukan terkadang lagi, malesin emang kalo punya temen di kontek suruh kerja kaga mau, bilangnya sibuk terus.
Padahal sibuk nonton BBF. *jaman gak sih?*

Lain kali, kalau ditanya
"Kok nama gue gak dicantumin disini?"
"Iya, gue sibuk ngetik nama lu."

11.12.10

Setan Facebook

Sebenernya saya sih mau nulis ini kemaren, cuma ya horror aja udah keburu ciut duluan nyalinya. Hiks hiks.
Kemaren saya chatting ama temen saya, Danny. Kebetulan karena tidak ada MSN dan YMnya, kita chatting via facebook. Tiba-tiba Danny bilang mau off.

"Oke win, gue ngantuk nih. Off dulu. Bye."
"Ok Dan. Gudnite! :) GBU!"

Tulisan yang gue bold itu adalah tulisan yang bener-bener saya gak tulis, tiba-tiba keketik sendiri. Ya keyboardnya sih juga gak neken-neken sendiri. Tiba-tiba muncul di layar tulisan gitu. Udah bohwat, akhirnya itu chat windows langsung saya close. Gak mau tahu apa lagi yang terjadi. #mentalciut

9.12.10

Nama Ortu

Setelah dipikir-pikir, saya adalah anak paling durhaka di dunia. Saya baru tahu nama orang tua saya ketika 1 SMP, itupun karena teman-teman saya pada kata-kataan nama orang tua. Maaf ya papa, mama. #menyesal

7.12.10

Bubur Dukun

Duh, maaf saya telat nulis lagi. Dapet orderan buat kerja nih, harap maklum ya hehe.
Terkadang gue bingung, kenapa ada aja orang yang bisa-bisanya buka aib keluarga sendiri ke orang asing yang sama sekali tidak dikenal. Apalagi ngomongnya di tempat umum, dan gue lagi makan bubur di sebelah dia.
Sebutlah dia Ibu S, singkatan dari Ibu Stress. Dan TB sebagai Tukang Bubur.

Ibu S: "Bang, bubur dong bang. Tapi bikin porsi goceng aja ya."
TB: "Oke bu."
Ibu S: "Bang, buburnya pake dukun gak?
TB: "Gak tahu deh."
Ibu S: "Oh kalau pake dukun, saya mau juga. Anak saya nikah gara-gara didukunin sama itu cewek."


Saya dan teman saya langsung gak mood makan, dengerin itu ibu-ibu stress. Lanjut, si ibu nanya ke orang di sebelahnya. Untung bukan gue.

Ibu S: "Mas, ada kenalan dukun ga?"
Mas-mas: "Wah, gak ada bu."
Ibu S: "Bang, buburnya banyakkan ya bang."
TB: "Bu, kalo mau banyakkan porsi biasa bu, 7 ribu."
Ibu S: "Maksud saya itu buburnya bang, bumbunya mah dikit aja gak papa. Bang buruan ya bang, udah laper nih."
TB: "Iya bu ini lagi dibikinin."


Ketika si stress mau menyuap satu sendok bubur yang dikira pake dukun itu, saya dan teman saya langsung cabut seketika. Stress itu ibu, lain kali kalau mau cari dukun jangan di tukang bubur bu. Sama perek, pasti lebih manjur.

5.12.10

Privasi

Duh hari ini gue keselnya sampe ke ubun-ubun. Rasanya gue mau teriak buat 3 orang itu. Emak gue, temen gue, dan tukang potong rambut di CHRISTOPHER TRAINING SALON.

Buat emak gue, gara-gara dia permasalahin perbedaan harga 8 ribu buat potong rambut, akhirnya kepala gue disuruh jadi kelinci percobaan buat potong disono. Alhasil, rambut gue sekarang gak berbentuk. Pulang dari salon terkutuk itu, gue langsung maki-maki emak gue. Udah dibilang gue gak mau potong disana, masih aja dipaksa. Engko gue motong disono dibilang bagus. Padahal apaan tuh rambutnya gak ada bentuk. Sekarang rambut bagian belakang gue kecukur sisa 3/4nya. Gue potong rambut paling juga 3 bulan sekali, gara-gara elu kan rambut gue jadi begini. Gak mau tahu besok gue bakal beli hair tonic juga yang mahal, biar lu bangkrut dan tahu rasa deh gara-gara lu permasalahin itu 8 ribu.

Buat temen gue, emang sih maksudnya baik. Tapi gue udah bilang sama dia berulang kali, RAMBUT GUE GAK COCOK DI MOHAWK, GUE UDAH PERNAH DI MOHAWK SOALNYA. Sampe-sampe pas embaknya potong dia baru menyadari bahwa emang gak cocok, malah minta ganti belah samping. PLIS DEH INI RAMBUT GUE YA, GUE TAU APA YANG BAGUS BUAT GUE. Si embak akhirnya bingung juga gunting model ini, model itu. Akhirnya gak tau deh rambut gue bentuknya apa.

Buat embak-embak cupu, kalo gunting rambut jangan seenak jidat dong. Gue tau temen gue bilang model mohawk, terus belah samping. Tapi plis embak, gue tuh yang punya rambut. Bukan dia, dan gue tau model apa yang cocok. Dan ketika gue bilang "pendekkin aja dong embak", lu jangan gila deh malah tetep motongin gue model mohawk. Apalagi masih niat mau ngasih gue gel rambut. Itu embak sumpah bikin gue emosi naik ke ubun-ubun. Mau lu mbak kalo lu suruh gue motong rambut lu model Bob, gue botakkin tengahnya? Kalo elu marah-marah, tinggal gue bilang "Oh ini kan model om bob, emang botak kok".

Tolong deh ya, ini hidup ya hidup gue, jangan deh gara-gara urusan duit, buat latihan, dan lu lebih suka gue yang gimana lu pada akhirnya seenak jidat lu sendiri. Ngeselin tahu gak sih.

Skarang gue tahu apa rasanya wanita yang mengalami kerontokkan. Rambut itu bagaikan payudara kedua mereka, alias aset kedua. Sama halnya seperti gua, ini aset kedua gue. Tapi aset pertama gue itu adalah burung.

Kayaknya gue butuh akhir pekan gue yang dulu, dimana gue lebih sering menghabiskan waktu sendiri.Pri

4.12.10

Menikmati Hidup

Hari ini saya pergi ke MKG. Tepatnya sih baru tadi jam setengah 9 malam. Akhirnya kaki kami menuju toko buku Gramedia. Setelah menemani teman saya, Opin, melihat buku resep makanan, tak sengaja kami melihat buku motivator. Kebetulan teman saya kuliah di jurusan psikologi.

"Beli buku ini win, bagus loh", sambil menunjuk buku salah satu motivator yang dikenal sebagai jalan emas.
"Ah, gak suka ah pin buku motivasi gitu. Karena kebanyakkan yang ia katakan hanyalah cara untuk menjadi sukses dan kaya."
"Ia sih, kebanyakkan motivator itu emang sombong kok. Karena mereka sudah sukses."
"Apalagi itu tuh, motivator muda yang namanya Bo*peep*g Chan*peep*! Kesannya kita tuh harus kaya melulu!"



Dari pembicaraan tersebut saya berpikir. Apakah nanti saya harus kaya ketika sudah besar? Apakah tujuan hidup saya adalah menjadi kaya? Toh apakah dengan kaya maka saya sendiri akan bahagia?

Sejenak kami memulai pembicaraan mengenai kehidupan. Setelah dipikir-pikir, hidup itu gak harus kaya kok. Selama ini saya sendiri sudah hidup bahagia. Cukup satu kuncinya, yaitu mensyukuri semuanya.

Saya bahagia ketika saya harus berdesak-desakkan di transjakarta walaupun teman saya asik-asik naik kendaraan pribadi.
Saya bahagia ketika harus berbalap dengan waktu sebelum jam 7 agar mendapatkan harga karcis 2 ribu rupiah, ada adrenalin tertentu loh!
Saya bahagia ketika hari ini mama memberi saya 30 ribu rupiah, dan besok hanya 20 ribu rupiah untuk ongkos dan uang jajan harian.
Saya bahagia ketika melihat ranjang saya yang tidak pernah rapih, ingin rasanya lompat dan menikmati betapa empuk dan nikmatnya tidur itu.
Saya bahagia ketika dimarahi seseorang, tandanya ia perhatian sama saya.
Saya bahagia ketika saya dapat makan, walaupun rasanya biasa saja.

Memang kita perlu bekerja, mencari uang untuk kehidupan kita sehari-hari. Tetapi jangan dikarenakan uang, kita jadi gila uang dan melupakan kebahagiaan sejati hidup kita sendiri.

Terkadang kita selalu lupa mensyukuri hal kecil di kehidupan sehari-hari kita, yang pada akhirnya membuat kehidupan kita terasa lebih berat. Tidak perlu memakai barang mahal maupun bermerk untuk menjadi bahagia. Tidak perlu menjadi orang kaya untuk menjadi bahagia. Yang terpenting, kita menikmati dan mensyukuri hidup kita, bahwa hidup kita indah.

1.12.10

Penantian Realita

Dia selalu disini, tampil di depan layar komputer setiap kunyalakan.
Ya, walaupun wujudnya tak tampak, ia selalu berada di sana, menanti dan terus menanti.
Dunia maya hanya sarana kami satu-satunya untuk memintal kehangatan, tidak lebih.
Apa artinya disamping kekasih yang merajam dengan tangannya?
Lebih baik ku nantikan saja dia di dunia maya, walaupun penantian ini tak pasti.

Detik demi detik berlalu, dia tak kunjung datang.
Penyihir hijau memang kejam, merubah waktuku menjadi siang, merubah waktunya menjadi malam.
Hanya tanah tempat kita berpijak yang membatasi kita.
Raga ini tidak sabar, padahal gerbang sudah di depan mata.
Maaf, aku tidak berani.
Aku lebih memilih mundur, tidak dapat kuberitahu alasanku.
Gerbang penantian sudah terlihat, kau saja yang berlari ke tempat itu.
Aku cukup berdiri sampai disini, menanti penantian yang tak pernah datang.

Realita-, kepada -Maya

Penantian Maya

Dia selalu disini, tampil di depan layar komputer setiap kunyalakan.
Ya, walaupun wujudnya tak tampak, ia selalu berada di sana, menanti dan terus menanti.
Dunia realita akan menanti kita pada waktunya.
Apa artinya menjadi kekasih yang merajam dengan tangannya?
Biarkan diriku menjadi kekasih yang tak tampak bagimu.

Detik demi detik, kutunggu waktu yang tepat.
Penyihir hijau selalu kejam, merubah waktuku menjadi siang, merubah waktunya menjadi malam.
Padahal kita bernaung di bawah langit yang sama!
Raga ini terus berlari, menuju gerbang di depan mata.
Maaf, aku terlambat.
Walau kau menyuruh terus berlari, aku akan berputar arah tanpa alasan.
Gerbang penantian sudah dekat, dulu kau berjanji kita akan berlari bersama.
Aku tidak akan berdiri di satu tempat, mengembalikan cintamu yang hilang.

-Maya, kepada Realita-

Makna Sebuah Hari Raya



Desember telah tiba, Natal pun sudah dekat. Tidak terasa kita hampir melewati 1 tahun, yang lagi-lagi terasa sangat cepat. Ketika hari ini saya membuka facebook, saya cukup kaget dan terhentak melihat status salah satu teman saya.

"Yang ulang tahun Yesus ato Santa hayoo?"

Cukup menampar untuk sebuah status 1 baris. Banyak dari kita yang sekarang ini kurang memaknai arti religius dari sebuah hari raya. Natal yang kita rayakan di gereja dan berkumpul bersama keluarga malah menjadi ajang hura-hura jalan ke mall dan menikmati diskon akhir tahun. Yang kita pikirkan hanyalah tanggal merah, libur kantor dan sekolah, dan dapat hadiah baru. Selebihnya itu? Kita lupa. Sama halnya bagi umat beragama lainnya, contohnya Lebaran yang dinantikan sebagai hari suci umat Muslim, sebagian orang berpikir selain hati yang baru juga dapat baju baru, ang pao lebaran (saya tidak tahu istilahnya).

Masihkah kita mengingat makna yang sebenarnya dari sebuah hari raya?