Perumpamaan Botol Kecap yang Hilang

*Tulisan ini berbeda dari perumpamaan-perumpamaan yang lainnya. Jadi, jangan samakan!


Suatu hari di sebuah sekolah yang cukup indah, hiduplah seorang wanita muda bernama Sindi. Sindi hanyalah seorang wanita biasa yang menganut ajaran kikirisme. Sehingga dirinya dulu, yang sangat hedonisme menjadi sangat pelit. Tingkatnya udah akut. Pokoknya susah disembuhkan.

Setiap jam istirahat, dia selalu menjadi yang paling pertama hadir di kantin tante SMP, sebutlah kantin tante ayam (TA). Si TA ini terkenal dengan makanannya yang enak, dan terutama tempe gorengnya yang menggoda selera semua umat manusia, dan tentu harganya murah. Sehingga Sindi selalu menjadi orang pertama yang hadir disana. Menu favoritnya yang lain adalah kuah soto pakai emping.

TA tentunya senang mendapat pelanggan seperti Sindi. Tetapi Sindi selalu saja diam-diam mencuri botol kecap TA, yang harusnya 3 botol untuk 70% murid sekolah, menjadi 2 botol untuk 69.99% murid sekolah. Tentunya ini sangat merugikan TA. Suatu hari TA berkata kepada bawahannya
"Apakah kamu melihat botol kecap saya?"
"Tidak nyonya."
TA pun panik, menyadari bahwa botol kecapnya hilang setiap jam istirahat. Akhirnya bawahan TA menemukan di salah satu meja makan yang kosong, dan ia pun melaporkan kepada TA. Mendengar hal itu, esoknya TA memfokuskan matanya kepada botol kecap yang akan segera hilang.

Usut punya usut, ternyata salah satu pelanggan kesayangannya lah yang mengambil. Sindi pun berkata
"Saya kan pelanggan TA. Kenapa saya tidak boleh mengambil?"
"Mengambil boleh, tetapi jangan mendominasi."
Mendengar hal itu Sindi langsung menangis dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Pelajaran: Jangan pernah mendominasi 1 hal untuk diri sendiri jika itu sebenarnya untuk kepentingan publik.


**CF aka mama geng, gue menuliskan kisah lu looooh
wkwkwkkkw