7.12.09

My Lovely School

Diliat dari judulnya sih, udah pasti gue menggunakan majas Ironi. kkkkk
Kenapa sih kali ini gue mau ngomongin skolah gue?
Aduh sekolah gue tuh sumpah deh, bagaikan kacang lupa akan kulitnya.
Kalo bahasa ekonominya sih adanya sentralisasi, terpusat gitu.
Kenapa ya sekolah gue itu cuma mengekspos, katakanlah sisi hedonnya, ato sisi kinclongnya aja.

Yah lu tau lah apa yang maksud, salah satu sekolah dari yayasan gue yang bertitle "International".
Yang hari minggu kemaren nongol di Trans 7 tuh. Hohoho.
Bayangkan, sekolah gue (yang sunter) dan cabang-cabang lainnya cuma nongol gak ampe 1 detik cuy!
Sisanya yang embel-embel chincha wowra aka International tuh yang diekspos.
Gue yakin tuh semua dana pasti disedot, cuma buat pembangunan Iwnchernatwhochnal *bacanya harus kayak Chincha wowra juga ya!*

Sementara? 
Yang namanya gak pake "Iwnchernatwhochnal" sih dibiarin aja.
Contoh kayak kasus pas festival skolah gue.
Tiba-tiba sekolah gue mati lampu pas ada lomba desain animasi.
Terus si sekolah "Iwnchernatwhochnal" pun berkata, "Sekolah apaan nih gembel banget!"
Asal lo tau aja ye itu skolah lu juga. Semua duit disedot kesekolah lo noh, ngaca.
Bayangin aja, sekolah gue uda uang sekolahnya mahal, fasilitas gak setara.
Udah ACnya bocor, mati lampu gak pernah pake genset.
Udah sekolah gitu mah back to Nature aja deh.

Tokoh dari si "Iwnchernatwhochnal", yang gue maksud adalah anak-anak yang taraf lombanya ampe keluar negri diekspos abis-abisan.
Sementara yang di Nasional, yang ampe keluar negri aja kaga diekspos tuh.
Apakah biar para orang tua berpikir
"Wah, kalau anak saya sekolah dsini kualitasnya hebat nih. Anak-anaknya aja ada yang ampe skala Internasional"
Eh gue kasi tau aj ya bu, yang ngelatih itu entarnya juga bukan guru sekolah, tapi pelatih khusus yang emang taraf "Iwnchernatwhochnal" juga.

Gila ya emang itu yayasan gak pake hati. Setau gue sekolah yang gak "Iwnchernatwhochnal" yang telah berdiri 100tahun++ itu aja gak sombong. Biasa aja tuh.
Sekolah gue sekarang emang lebih mementingkan ketenaran dari yayasan dan antek-anteknya, tanpa memikirkan kualitasnya.
Emang sih eksis itu penting di kalangan masyarakat, tapi kalo ke-eksisan yang membuat sukses semu, apa gunanya dimasa depan?
Apa gunanya kalo cuma eksis sekarang, tapi kedepannya cuma jadi sampah yang diinjek-injek?

So sekali lagi, Jangan jadi kacang yang lupa akan kulitnya.
Inget, tanpa murid sebuah sekolah gak akan jadi apa-apa :)

4 komentar:

visual-fixation mengatakan...

Gila kemaren itu topik Acara-Yayasan-Kami-Yang-Muncul-di-Trans-7 jadi topik yang fenomenal banget. Bahkan sampai kemarin gw di UI, gw ngobrol sama beberapa orang yang technically, mereka ga gitu familiar dengan yayasan kita. Tapi mereka denger tentang perayaan ulang tahun yayasan kita ini, dan ketika gw tembak langsung dengan pertanyaan "Kenapa Kak, komersil ya?", mereka jawab "Exactly."

Gw cukup bingung harus ngerespon gimana :) Acaranya adalah perayaan HUT ke-30 yayasan kita. Esensi dari perayaan adalah mengajak serta orang orang untuk sama sama merayakan dan mengucap syukur bahwa yayasan kita sudah diberkati untuk bisa sampai ke umur 30 tahun ini.

Somehow, ketika gw dapat undangan untuk menghadiri acara ini, gw langsung ngeliat setlist nya dan guest stars nya. Gw langsung nanya "Loh, mana murid murid sekolahnya, kok yang ditonjolin adalah bintang tamunya?" Gw gak memungkiri ya unsur komersialisasi itu, secara logika masuk akal kok. Lo udah buang duit banyak, menggelar acara yang gak murah, bintang tamu mahal, masuk TV, naif banget kalau lu ga mengharapkan balasan yang setimpal. Ga masalah banget lah kalo lu mau menonjolkan kelebihan dan prestasi yayasan lu, tapi tolong libatkan lebih banyak anak anak sekolah itu sebagai pengisi acara. Kesan yang dapat adalah, yang bisa jadi pengisi acara adalah anak anak yang "terpilih", dan mereka pun tampil bukan sebagai "main attraction", lebih kepada "supporting roles". Berapa banyak sih diantara penonton yang hadir saat acara itu digelar live, yang datang untuk nonton penari penari latar dibelakang yang cuma muncul 1 menit aja? Atau pemain orkestra yang berdiri di belakang dan ujung, yang bahkan mukanya ga keliatan kalau ga ada CCTV.

Gw yang tidak terlibat apa apa, gw bukan pengisi acara, jadi gw melihat dengan sudut pandang kaum awam, terlepas gw adalah murid sekolah itu juga atau bukan. Gw ga mungkin membuktikan secara faktual kalau asumsi gw yang "main attraction/supporting roles" itu tangible (bisa diukur), tapi gw udah mengalami sendiri. Pergunjingan diantara murid muridnya sendiri yang membuat gw berani ngomong kaya gini. Ada juga faktor faktor lainnya, sentimen masing masing cabang, karena yayasan itu kan punya banyak cabang. Pembagian jam tampilnya kali ya yang menimbulkan pertanyaan pertanyaan subjektif, kaya "Kenapa cabang ini ga banyak tampil sih?" Like that.

Personally kita ga memungkiri ya Ming, kalau ada gap atau jarak antara satu cabang ke cabang lainnya. Atau versi lu, "Iwnchernatwhochnal" dan "Nasional". Menurut gue itu ga mengganggu kok, gw juga ga berusaha sok akrab dengan mereka. Tapi yah, peristiwa yang pas festival sekolah cabang gue aja ya, yang agak membuat gw kepikiran. "Sampe segitunya ya mereka" :)

Darwin - Aming mengatakan...

Ya kalo festival itu gak dapat dipungkiri, mereka bayar uang sekolah bisa ampe 4xnya uang skolah kita.
Gak heran juga kalo sekolah mereka pake genset. Tapi apakah sekolah Nasional kita yang tercinta yang sekecil itu aja, gak dimodalin genset? Sementara yang "Iwnchernatwhochnal" itu, gue yakin pasti itu pake genset. Secara sekolah dia "Iwnchernatwhochnal", dan mereka menggunakan pintu yang otomatis kebuka (namanya apa ya?).

Sbenernya ini bukan masalah kapan sekolah kita tampil. Tetapi apakah kita masih dianggap sebagai "part of the tree" itu sendiri. Ditambah juga pengkotak-kotakkan dalam mengadakan acara. Contoh di lokasi kita, hanya dibatasi science and art. Di lokasi lain diperbolehkan untuk mengadakan acara yang berhubungan dengan olahraga. Apakah ini bisa dibilang sebuah keadilan? Spesialisasi memang baik jika disebuah perusahaan, tapi jika disebuah sekolah mnurut gue itu hanyalah membatasi kreativitas seorang murid itu sendiri.

Komersial? Saya sendiri juga berpikir seperti itu. Buat apa kalau gitu ditayangkan di TV? Apakah hanya dengan alasan "agar semua murid bisa nonton?". Bullshit.
Kalau begitu kenapa tidak undang saja secara cuma-cuma untuk semua murid?

Dan tentang yang iklan. Kenapa hanya yang "Iwnchernatwhochnal" saja yang digembar-gemborkan lama-lama? Apakah sang yayasan malu untuk memperlihatkan cabang lainnya? Contohnya sih cabang yang saya tempati. Kalau hujan saja ember selalu siap sedia untuk menadah hujan.

Contoh ketidakadilan satu lagi.
Disaat libur kenaikan kelas kemarin, ada renovasi. Tetapi yang direnov hanyalah kantor TU dan tangga. Untuk tangga, saya akui memang penting. Tapi, kenapa untuk ruangan hanya kantor TU saja? Ruang kelas murid tidak? AC bocor saja tidak pernah diurus, apalagi kelas! Paling banter hanya diganti catnya saja.

Terlepas dari hal diatas, gue mau membicarakan ttg pementasannya.
Masih membicarakan saat pementasan. Gue sendiri mendengar suaranya itu kurang sinkron harmonisasinya, terutama antara si artis dan paduan suara. Suaranya amit-amit, bener" gak pas. Gue aja yang nonton padus calon uni gue aja, yang isinya cuma ber 12, JAUH LEBIH BAGUS!
Kenapa para mutiara cabang yayasan kita, tak ada yang ditampilkan? Hanya suaranya yang pas-pasan saja yang ditampilkan. Apakah ini namanya tidak setengah hati?
Apakah karena yang mau ikut audisi untuk pentas tsb. hanyalah sedikit?
Harusnya sang yayasan kita tercinta harus giat mencari mutiara yang bersinar di tiap bidangnya, bukan hanya yang bersinar dari hartanya saja.

visual-fixation mengatakan...

Sebenernya kalo yang Science and Art atau Sport, pembagian masing masing cabang dapet apa, menurut gw itu cukup fair kok. Toh kan kita masih tetep boleh ikut lomba yang diluar jatah kita--secara kita Sunter, Science and Art. Itu cuma masalah pengoordinirannya aja kali, siapa yang jadi panitianya, sama jenis acaranya.

Dan lu tau Ming, gw cerita ke nyokap gua tentang hal ini, and she simply said this one thing. "Dari awal acaranya kan Pentas Anak Anak Cemerlang. Tentu aja yang ditampilin anak anak yang cemerlang aja. Emang kamu cemerlang?" Like that. Secara logika, nyokap gw ga bisa dibantah. Karena udah ditulis gede-gede, eksplisit, kalau acara ini menampilkan anak-anak yang berprestasi cemerlang. Which menurut gue, definisi cemerlangnya adalah 'kancah internasional'. Gw cuma bisa bertanya tanya, kenapa anak kelas 10 di sekolah kita yang mukanya masih terpampang gede gede di spanduk di tangga, yang menang Olimpiade Astronomi itu ga diundang. Apa karena dia cuma dapet perunggu sementara yang masuk TV dapet emas? I myself don't know for sure.

At the end, gw berpendapat kita berargumen kaya gini, ga bisa membawa perubahan apa-apa ke sekolah kita. Argumen kita di blog lu ini, tetep akan jadi argumen yang ga akan pernah tersampaikan ke kuping yayasan. Sayang banget, padahal gw merasa lu memberikan point point bagus kaya misalnya, "Iwnchernatwhochnal" dan "Nasional". Kalaupun kita mau mencari suatu hal untuk dipersalahkan, ya salahkan aja kecenderungan yayasan sekolah kita untuk memoles dan mendandani 'packaging' mereka. Somehow, mereka melupakan 'inside'nya, yaitu murid-muridnya :) Lu boleh deh renovasi kantor TU, sekinclong mungkin, lu tambahin akuarium atau air mancur juga gapapa deh, memang paradigma umum masyarakat adalah 'menilai institusi dari fasilitasnya terlebih dahulu'.

Dan gw tetep berpendapat kalau ada satu anak sekolah kita yang suaranya bagus banget, yang capable kok untuk menggantikan/bergabung dengan singer-singer itu, tapi sayangnya dia ga dapet kesempatan itu. Entah itu dia ga audisi, dia ga diundang, dia ga kepilih, apapun. Gw tetep merasa dia worth for a bigger scale of an event aja :)

Darwin - Aming mengatakan...

Ok bagian yang lomba case closed.

Buat bagian si manusia perunggu itu. Gue juga bingung, apakah cuma gara-gara si perunggu gak se kinclong si emas? Atau pemikiran gue sih bisa aja yang mau ditongolkan adalah mereka yang berembel-embel "Iwnchernatwhochnal" agar si orang tua terhipnotis untuk masuk ke "Iwnchernatwhochnal"? Dengan menjamin bahwa kalau anak saya sekolah di sekolah "Iwnchernatwhochnal", maka anak saya akan kayak orang "Iwnchernatwhochnal", dan prestasinya akan "Iwnchernatwhochnal"?

Gue rasa yang disekolah nasional juga mempunyai prestasi gemilang
Gue tahu kok komentar gue ini gak akan pernah kepada Yang Terhomat Bapak Kepala Yayasan Kita Tercinta.
Yang telah membangun si Nasional sampai ke "Iwnchernatwhochnal".
Tapi ini merupakan bentuk gue melampiaskan apa yang pasti gak bole gue ngomongin, karena gue pasti akan dikira "kamu itu masi kecil tau apa sih."

Somehow, gue merasa bahwa sekolah kita tercinta ini bukanlah menjadi sebuah lembaga pendidikan yang baik (secara sistem pendidikan), karena malah menjadi sesuatu yang komersil, yang menjadi lintah bagi para orang tua murid.

Buat si golden voice yang dari sekolah kita, gue rasa dia memang yang gak mau. Walaupun gue tau suara dia itu dapat ngalahin orang padus ditambah 4 singer yang. Si teman kita yang bersuara emas itu, kalau tidak salah pernah menang kejuaraan juga. Apakah tidak diekspos karena ia tidak membawa nama sekolah dan bukan "Iwnchernatwhochnal"?

Dan gue merasa kemarin bukan pementasan anak-anak cemerlang.
Yang gue maksud adalah benar-benar pementasannya, bukan orang-orang macem si anak "Iwnchernatwhochnal" yang maju kedepan. Buktinya pemain drummer saja masih menggukanan anak dari arranger musik-musik yang dimainkan oleh siswa/i sekolah kita tercinta.