Dia selalu disini, tampil di depan layar komputer setiap kunyalakan.
Ya, walaupun wujudnya tak tampak, ia selalu berada di sana, menanti dan terus menanti.
Dunia maya hanya sarana kami satu-satunya untuk memintal kehangatan, tidak lebih.
Apa artinya disamping kekasih yang merajam dengan tangannya?
Lebih baik ku nantikan saja dia di dunia maya, walaupun penantian ini tak pasti.
Detik demi detik berlalu, dia tak kunjung datang.
Penyihir hijau memang kejam, merubah waktuku menjadi siang, merubah waktunya menjadi malam.
Hanya tanah tempat kita berpijak yang membatasi kita.
Raga ini tidak sabar, padahal gerbang sudah di depan mata.
Maaf, aku tidak berani.
Aku lebih memilih mundur, tidak dapat kuberitahu alasanku.
Gerbang penantian sudah terlihat, kau saja yang berlari ke tempat itu.
Aku cukup berdiri sampai disini, menanti penantian yang tak pernah datang.
Realita-, kepada -Maya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar