1.12.10

Penantian Maya

Dia selalu disini, tampil di depan layar komputer setiap kunyalakan.
Ya, walaupun wujudnya tak tampak, ia selalu berada di sana, menanti dan terus menanti.
Dunia realita akan menanti kita pada waktunya.
Apa artinya menjadi kekasih yang merajam dengan tangannya?
Biarkan diriku menjadi kekasih yang tak tampak bagimu.

Detik demi detik, kutunggu waktu yang tepat.
Penyihir hijau selalu kejam, merubah waktuku menjadi siang, merubah waktunya menjadi malam.
Padahal kita bernaung di bawah langit yang sama!
Raga ini terus berlari, menuju gerbang di depan mata.
Maaf, aku terlambat.
Walau kau menyuruh terus berlari, aku akan berputar arah tanpa alasan.
Gerbang penantian sudah dekat, dulu kau berjanji kita akan berlari bersama.
Aku tidak akan berdiri di satu tempat, mengembalikan cintamu yang hilang.

-Maya, kepada Realita-

Tidak ada komentar: