20.8.10

Terjebak


Hari ini gue mengikuti summer workshop di kampus gue tentang autisme, dengan pembicara Ibu Adriana S. Ginanjar. Kesan pertama kali gue ikut workshop, nih orang kok lucu bener, interaktif, dan ditambah mukanya mirip Aming - Extravaganza. Berikut penampakannya.

Oke, back to topic. Pembicaraan hari ini adalah tentang autisme. Autisme sendiri adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. 

Ibu Adriana sendiri mempunyai seorang anak yang menderita autisme dan telah menderita selama 18 tahun. Oh iya, Bu Adriana sendiri adalah dosen Psikologi UI dan pendiri sekolah Madinah, sekolah khusus anak autis (dan yang spesial seperti asperger).

Anak autis sendiri ingin berkomunikasi, ingin menyampaikan banyak hal, tapi pada nyatanya diri mereka sendiri tidak bisa menyampaikannya karena keterbatasan yang mereka miliki. 

Singkat cerita saja, gue mau menceritakan 1 anak autis yang bernama Nuha. Nuha sendiri adalah anak autis yang non-verbal, dalam arti mereka yang non-verbal tidak dapat berbicara dengan lancar, bahkan ada yang tidak bisa berbicara. Tapi mereka mengerti kata-kata. 

Nuha sendiri sampai berumur 13 tahun belum bisa berbicara. Tetapi ketika ia berumur 9 tahun, ia menunjukkan kemampuan menulis diatas rata-rata anak normal. Nuha menulis puisi tentang dirinya. Berikut puisinya

BATAS KESEPIAN


Jejak-Jejak batas kesepian
yang aku rasakan

Entah kapan akan tahan
Dan terampas


Oleh: 
Nuha F. Nafisa

Puisi ini sendiri bercerita tentang keterbatasan dirinya. Dia ingin sekali seperti anak lainnya, bersama di dunia yang sama, bukan dalam kesendirian dan keterbatasannya. Ayah Nuha sendiri adalah seorang wartawan di suatu stasiun televisi bergengsi. Mungkin bakat ini pun menurun dari ayahnya. Ketika ayah Nuha mendengar kabar bahwa Nuha dapat menulis puisi dengan baik, tentu saja ia langsung senang dan tak memaksa Nuha untuk cepat-cepat belajar berbicara lagi.

Suatu hari Nuha diajak ayahnya pergi ke IKJ (Institut Kesenian Jakarta). IKJ sendiri adalah salah satu universitas negri yang bersangkut paut dengan kesenian dan entertainment. Nuha melihat betapa hebatnya mereka, dari pentas-pentas teaternya, kesenian lukisan yang mereka buat, dan hal spektakuler lainnya.

Karena Nuha tidak bisa berbicara, ia diberikan suatu alat berkomunikasi semacam alfalink. Nuha pun menulis kata-kata ini kepada ayahnya.

"Kapan aku bisa sembuh dari autis? Aku ingin sekali seperti mereka."

Mendengar hal itu, gue langsung miris sendiri. Mereka ingin, tapi tak bisa. Mereka adalah anak pintar, tapi terbatas akan kondisi fisik yang dimilikinya. Berbahagialah kalian yang masih mempunyai kondisi sempurna, karena tidak semua orang mendapatkan itu.

Tidak ada komentar: