Ehm ehm, sekarang saya kembali hadir lagi, ingin membahas tentang Cina. Loh, ada apa dengan Cina? Apa salah Cina? Kenapa harus Cina? Cina, cina, cina?
Saya sendiri sebagai Cina, mengalami *ehm* krisis identitas. Bukan berarti di KTP harus ditulis ras: Cina, Mongoloid, dsb. Tapi kebanyakkan Cina di Indonesia adalah Cina-cinaan! Bukan karena tidak jadi pedagang yang ulet nan handal, melainkan cuma nebeng ras: Cina doang!
Udah gak bisa bahasa mandarin, gak bisa bahasa daerah Cina maupun Taiwan. Termasuk saya ini. Saya akan bahas satu per satu tentang ragam Cina di Indonesia berdasarkan daerah. Dimulai dari yang paling murni.
1. Cili - Cina Asli
Cina asli, berarti dia benar-benar orang Cina. Bukan cuma covernya aja loh, tapi dalamnya juga. Ahli dalam melafalkan bahasa mandarin, walaupun tidak bisa bahasa daerah macam khek atau hokkian. Kebanyakkan artis favorit mereka meliputi Aaron Kwok, Andy Lau, sampai yang termodern yaitu Jay Chou. Kalau kalian bertanya kenapa bukan F4, karena F4 adalah milik dunia. Mereka terkenal dari kalangan embak-embak kampung sampai nyonya besar. Makanan andalan mereka tentunya Chinese food, tetapi makanan mereka cenderung berminyak. Maklum, makanan di tanah asalnya juga banyak yang berminyak. Asli impor eui!
2. Cime - Cina Medan
Cina keturunan Medan. Tepatnya mereka cuma numpang lahir di Medan. Tetapi karena tanah yang mereka pijak adalah Indonesia, berangsur-angsur kekuatan mereka mengeja aksara mandarin pun hilang. Salah satu peninggalan nenek moyang mereka hanyalah bahasa Hokkian yang sudah mendarah daging. Untuk para tetua Cina Medan, mereka sangat menyukai penyanyi bahasa daerah, tentunya dengan bahasa Hokkian. Tapi tidak menutup kemungkinan menyukai lagu mandarin juga. Contohnya seperti Teresa Teng, dan pelantun Shi Feng Zhen De Ai Wo, yang video klipnya sangat vintage dan lipstik merah membara sambil melantukan Tian Mi Mi. Makanan andalan mereka adalah es krim, dengan nama tempat mereka di belakangnya, Medan. Jadilah Es Krim Medan. Jujur, saya sangat suka es krim ini. Biasanya disajikan dengan roti, rasa stroberi, durian, dan coklat. Tapi harganya cukup mahal untuk skala gerobak. Mayoritas Cina di Medan adalah orang Hokkian.
3. Cibabel - Cina Bangka Belitung
Cina keturunan Babel. Bukan Babel yang ditulis di Alkitab-alkitab, melainkan kepanjangan dari Bangka Belitung. Biar cepet aja gichuu. Sama seperti nasib Cina di Indonesia, warisan dari leluhur mereka adalah bahasa Khek. Yang menjadikan Cina mayoritas di Babel adalah Khek, meskipun ada yang Teo Chiu (bener gak gini nulisnya). Eits, untuk urusan artis Babel punya favoritnya sendiri! Saya gak tahu nama mereka siapa, yang pasti papa saya pernah menyetelnya di rumah. Saya cuma ngakak-ngakak sendiri ngeliat model rambut mereka. Mengembang, tapi gak kribo. Kuliner andalannya adalah Bakmi Bangka, yang banyak ditemukan di kota Jakarta. Rasanya, gak pernah bohong! Mayoritas Cina di BaBel adalah Khek, dan beberapanya adalah Teo Chiu. Orang Khek kadang dianggap kasar karena nada bicaranya yang cenderung mencak-mencak. Saingan sama Batak kali ya hehehe. Be te we saya juga Khek looh!
4. Cinak - Cina Pontianak
Akrab dipanggil orang Khun Thien. Menurut beberapa riset, beberapa teman saya yang orang Khun Tien paling seneng ngomong "aiyooo" sebagai kata tambahan. Sebenarnya Khun Tien itu gak berdomisili di Pontianak aja sih. Tersebar di seputar Kalimantan, contohnya Singkawang. Kuliner andalannya adalah Bakmi Kepiting. Sama seperti Bakmi Bangka, banyak ditemukan di Jakarta. Mereka adalah rival.
5. Cijak - Cina Jakarta
Tionghoa yang sudah lama menetap di kota Jakarta, biasanya dari lahir. Sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk berbicara bahasa daerah seperti Khek maupun Hokkian. Selera mereka berubah seratus delapan puluh derajat. Seperti penyanyi kesukaan mereka dari Teresa Teng berubah menjadi Lady Gaga. Makanan pun dimasakkin oleh pembokat, atau beli makanan di luar. Biasanya makanan Yurop aka Europe maupun Yu Es aka U.S. menjadi pilihan mereka. Katanya, Chinese Food atau makanan asli Indonesia itu basi! Padahal makanan makanan Indonesia dan Chinese Food gak ada matinya! Dapat dikatakan Ciki, Cina Krisis Identitas. Karena mereka cuma menumpang wajah dari papa mamanya.
Nih deh saya kasih bonus lagi. Baek kan? Tapi berdasarkan darah ya.
Cina Blasteran
Ketika Cina menikah dengan yang bukan Cina, dan brojol. Hasilnya? Random. Kalau sukses bisa cakepnya ajubile. Kalau gagal berarti: maaf anda belum beruntung.
Tidak perduli anda termasuk yang mana, kita semua harus cinta Indonesia! Tanah tempat kita lahir dan berpijak pertama kalinya. Dan jangan rasis juga ya, ibaratnya kita itu cuma numpang muka kok. Casing nomor dua. Mau yang mana aja boleeeeeh.
3 komentar:
nyokap gw cimed tapi dia ga makan es krim medan -.-" lagunya juga bukan Teresa Teng kok.
me myself don't really care numpang Cina doang atau apa, toh lahir ma tinggal juga bukan di Cina so why behave so Chinese? :p remember what they say, when in Rome do as the Romans do :p
Wkwkk. gue cuma taunya es krim medan sih ca *akibat pergaulan sesempit sunter*
Yue lai xiang mau ca? mau mau mau?
Yup, I lapp Indonesiaaa <3. Rendang, nasi uduk, dkk :3
Gan ini komentar saya mengenai CiMed
Cimed sangat berbahaya, mengerikan dalam berbisnis.Karena mereka biasa bergaul dengan orang Batak yang sangat keras dalam bergaul, sehingga mereka akhirnya jadi licik dan sadis untuk bisa survive.
Posting Komentar