3.4.11

Di Arus Kali Harmoni

Seperti biasa, kehidupanmu makin dewasa akan makin absurd. Banyak tingkah laku yang tidak terduga, apalagi kalau tinggal di kota Jakarta. Sebagai penggemar favorit Transjakarta atau yang biasa disebut busway (akibat salah kaprah).

Sabtu sore kemarin, saya baru saja mengerjakan tugas yang akhirnya tidak selesai *sedih*. Kalau udah kuliah tuh beda banget sama yang namanya sekolahan. Dari ngerjain tugas yang biasa jalannya cuma satu komplek, paling banter sebrangan, sekarang sampai ke ujung demi berkumpul dari antah berantah. Perjalanan saja bisa menghabiskan waktu satu setengah jam. Capekkk. Apalagi kalau naik busway sore-sore. Macetnya tambah juara! Dan saya menunggu di halte Harmoni, tepatnya di atas (kita sebut saja) kali Harmoni.

Kali Harmoni ini memang membawa kejutan. Dari baunya yang super, sampai arusnya yang duper. Setelah menaiki bus menuju arah Pulogadung dari Harmoni, tidak terhindarkan saya kena lampu merah. Ya biasa lah Jakarta gitu looooh.

Tapi gak sampai disitu saja saya memandang ke arah kanan *nengok* ada satu hal yang saya lihat. Ada pria berbaju hitam sedang berjongkong, dan belahan hati(pantat)nya diobral kemana-mana. Seperempat belahan hatinya tercelup derasnya arus kali Harmoni. Wajahnya saya tak lihat, tapi diperkirakan dia sedang berkonsentrasi, untuk membuang serpihan cinta (hajat) di sana.

Eughhh, Jakarta memang tak terduga. Masih banyak misteri tersimpan di dalamnya.






Pergilah kau wahai hajat.
Pergilah mengikuti arus kali Harmoni
yang tak tahu berujung kemana.
Semoga dirimu tenang di alam sana.

Tidak ada komentar: