Saya gak tahu harus berkata apa lagi buat semua ini. Rasanya, seribu terima kasih pun gak bakal cukup buat disebut.
Terima kasih buat dosen yang berani membagi ilmu. Memang pada tujuannya dosen itu ya ngajar murid. Tapi di sini, saya merasa dapat lebih banget. Bukan pengalaman akademis aja. Tapi tata krama, pengalaman hidup, sampai bertukar pikiran dan kesamaan. Wah ini sih memang gak bisa dibendung lagi deh rasa senang saya. Puass banget rasanya. Maaf juga ya kalau saya harus ambil jam istirahat kalian cuman buat memenuhi garis kosong di pikiran saya, hahaha. Tapi benar loh, saya mengagumi kalian. Kalian itu fondasi awal saya buat maju ke depan.
Makasih juga buat punya lingkungan yang secara gak langsung memaksa saya kerja. Dari teman saya yang ngelesin anak, rajin SPGan, jual baju, jual make up, jual cincin, sampai jual snack juga ada! Otomatis saya termotivasi untuk menjadi lebih produktif lagi, walau belum 100% :)
Makasih buat lingkungan yang pluralisme, sekarang saya gak mengenal yang namanya perbedaan. Karena pada dasarnya kita semua toh manusia kan yang sliweran di kampus.
Makasih buat gedung kampus yang kecil, jadinya kalau nyari dosen gampang xD
Dan makasih buat semuanya, yang telah membuat saya tumbuh satu hari lebih tua :) Kukirimkan bisik terima kasih ini kepada kalian. Ssst, sudah malam, selamat tidur ya :")
28.4.11
27.4.11
Teori Seks
Dengan penuh entusiasme, habis pulang kampus dan langsung meluncur ke kantor. Saya berbicara dengan salah satu dari empat bos saya dengan mata berapi-api.
"Breeee, lu (jangan ditiru ya ngomong ke bos pake 'LU') tahu gak teori Lovemarks, Blue Ocean, sama 360 degrees?"
"Itu apaan win? Teori seks Kama Sutra?"
"..."
"Breeee, lu (jangan ditiru ya ngomong ke bos pake 'LU') tahu gak teori Lovemarks, Blue Ocean, sama 360 degrees?"
"Itu apaan win? Teori seks Kama Sutra?"
"..."
26.4.11
Cuma Kentut Aja
"Trut... trut... trut..."
"Siapa yang ketok pintu, win?"
"Tadi kentut kok." #mintadigiles
"Siapa yang ketok pintu, win?"
"Tadi kentut kok." #mintadigiles
24.4.11
Happy Easter
Masih terduduk di depan layar komputer, sambil sesekali memegang telepon seluler.
Hanya untuk mengetik ucapan hari raya kepada rekan sejawat.
Tetapi tidak untukmu.
Aku masih termenung, dengan cara apa harus kuutarakan padamu.
Mulut maupun jari ini tidak mempunyai keberanian yang cukup.
Entah malam ini kau ditemani segelas wine atau sebutir telur,
kau tahu siapa yang paling cocok menemanimu malam ini.
Aku terus berharap untuk duduk disampingmu.
Walau hanya dalam mimpi sembari berbisik
"Selamat Paskah, Tuhan memberkati."
Labels:
paskah
22.4.11
Jalan Salib
Credit to: Ray
"Kami mempunyai hukum bahwa ia harus mati, sebab ia mengaku dirinya sebagai anak Allah!"
Itulah sepenggal kalimat yang saya hafal mati-matian, dengan ekspresi senista mungkin, dan suara serek-serek ala penyanyi rocker yang saya latih selama ini (tepatnya baru 2 minggu terakhir karena pada bilang suara gue terlalu alus #ciee). Akhirnya drama Jalan Salib ini selesai. Setelah bergulat cukup lama dari Sabtu malam, dimana saya sering bolos gara-gara kerja, dan Minggu siang sampai saya makin menghitam. Paroki Santo Yohanes Bosco menjadi saksi buta dari latihan kami ini.
Ditiup angin malam, dijemur bagai kerupuk. Kedua aktifitas tersebut satu dan tak dapat dipisahkan. Latihan bareng, dari awalnya yang cuma ada anak kecil semua sampai banyak remaja dan dewasa ikut ambil bagian. Dari latihan yang banyak main-main sampai modal serius. Dari cuma tahu orangnya itu, sampai benar-benar kenal.
Saya merasa dari drama Jalan Salib ini dapat banyak hal. Entah itu keakraban, kemampuan, sampai konsumsi yang telah dipersiapkan pihak panitia OMK Servasius yang tentunya membuat saya makin betah aja disini. Terutama kroket, lemper, dan pastelnya.
Sampai hari H, tepatnya hari ini. Jam 4 pagi harus sampai TKP. Akhirnya main-main sama anak kucing dulu sambil menunggu yang lain. Tidak lupa menghabiskan snack dan minum susu coklat. Didandanin sampai semaksimal mungkin, ada yang makin cakep, ada yang makin jelek. Karena semua itu tuntutan peran, dan saya kebagian tambah jelek. Walaupun pada dasarnya udah jelek juga sih.
Kali ini saya jadi Orang Farisi loh, pertama kalinya saya ikutan beginian. Dengan modal teriak, muka garang dan tentunya modal nekat, semua berjalan mulus walau ada sedikit kesalahan. Yahh umat juga pada gak tahu lah hehehe. Malah saking semangatnya saat drama, kumis-kumisan saya ikut kemakan sedikit. Rasanya gatel-gatel gitu. Mau coba? Akting para Frater yang bener-bener menjiwai banget jadi Yudas dan Imam Besar. Dan paling salut sama Herodes aka Hendrik, yang nyaris menjadi Heronce karena dandanan anda kayak lekong Harmoni HAHAHA. Tapi performa dia tetep hebat kok. Galak-galak tapi yaa... dandanannya gitu deh.
Dan terima kasih banget buat panitia OMK Servasius, yang diketuai (kalau gak salah) Harry dan Hendrik (Heronce), bersama rekan-rekan lainnya. Om Lie Ping selaku sutradara (atau produser ya?), dan tante Niar selaku istri dari Om Lie Ping yang terus menemani. Thanks ya guys buat 3 bulan yang mengesankan!
NB: Foto nyusul ya, belum pada di upload hehehe.
Labels:
Jumat Agung,
mudika,
paroki Yohanes Bosco
21.4.11
I'm Sorry Goodbye
Kalau kalian dengar kalimat 'I'm Sorry Goodbye', pasti yang terbayang antara Krisdayanti atau ditinggal pacar. Kalau di pelajaran Marketing di LSPR, semuanya menjadi berbeda. 'I'm Sorry Goodbye' cuma berlaku kalau dapet nilai 0 di kuis. Dan banyak korban berjatuhan akibat soal yang menjebak.
Kurang lebih setengah kelas sudah masuk, nasibnya tidak diketahui. Kalau gak salah yang baru lolos itu satu orang. Dan saatnya saya masuk. Untung gak dapet itu kalimat ajaib, walau nilau cuma 50. Gak lama orang berikutnya masuk. Dan sial pun menimpa dirinya.
Dosen: "Oke, I'm sorry goodbye."
Ardhy: "Samakan suaraaa."
Choir-choir-an: "Samaaaaaaa. Maafkan kau harus pergi (nada lagu KD), at LSPR (himne kampus)."
Dosen saya sih cuma cekikikan aja ngeliat tingkah kelas kami yang makin lama makin absurd, dan tentunya KREATIF! Korban berikutnya pun berjatuhan.
Ardhy: "Tenang kok, kalian gak enol sendiri. You are not alone, kamu dapat enol, besok pasti enroll!"
Alamakk amit-amit deh gue enroll.
Kurang lebih setengah kelas sudah masuk, nasibnya tidak diketahui. Kalau gak salah yang baru lolos itu satu orang. Dan saatnya saya masuk. Untung gak dapet itu kalimat ajaib, walau nilau cuma 50. Gak lama orang berikutnya masuk. Dan sial pun menimpa dirinya.
Dosen: "Oke, I'm sorry goodbye."
Ardhy: "Samakan suaraaa."
Choir-choir-an: "Samaaaaaaa. Maafkan kau harus pergi (nada lagu KD), at LSPR (himne kampus)."
Dosen saya sih cuma cekikikan aja ngeliat tingkah kelas kami yang makin lama makin absurd, dan tentunya KREATIF! Korban berikutnya pun berjatuhan.
Ardhy: "Tenang kok, kalian gak enol sendiri. You are not alone, kamu dapat enol, besok pasti enroll!"
Alamakk amit-amit deh gue enroll.
Labels:
absurd,
krisdayanti,
marketing
16.4.11
Mas Manda
Perkenalan anak baru di UKM, yang tidak akan jelas jenis kelaminnya jika tak ada penampakan fisiknya.
"Selamat siang, perkenalkan nama saya Rizky Rahmanda. Biasanya saya dipanggil Rizky... atau Manda."
"Mas Manda!"
"Iya, mas Manda. Jangan lupa masnya."
"Selamat siang, perkenalkan nama saya Rizky Rahmanda. Biasanya saya dipanggil Rizky... atau Manda."
"Mas Manda!"
"Iya, mas Manda. Jangan lupa masnya."
14.4.11
Surprise GaTot
Judul di atas saya rasa sudah cukup jelas. Surprise GaTot. Alias 'Gagal Total'. 12 April 2011 menjadi saksi bisu di kalender tahun masehi.
Langsung masuk ke kisah, malam sebelumnya, 11 April 2011, sang empunya rencana, mama geng alias CF memulai rencana mulia ini. Yang ikutpun cuma bertiga, satu lagi si Ace. Rencana nyodorin kue ulang tahun ke 19 Tania pun dilancarkan pada jam 7 malam. CF sendiri gak yakin kalau Tania ada di rumah atau enggak. Kalau gak ada di rumah pun pasti dia makan-makan sama keluarga. Yakin seyakin-yakinnya CF.
Sampai di depan rumah Tania
Gak pake ba bi bu, langsung turun dari mobil, dan buru-buru ngambil lilin ultah yang ditancepin secara barbar ke kue. Akhirnya kue tersebut ngejoblos sebelah, masih untung gak berbentuk abstrak. Kue pun siap disodorkan kepada sang target yang dicurigai masih di dalam rumah, karena motor ber plat BCL dan mobilnya masih ngedengkem di terasnya.
"Taniaaaa, Taniaaaa!"
"Tanianya lagi pergi ci."
"HAH? TANIA KEMANA?"
"Ke... dokter gigi..."
"HARAM YA ITU ORANG, ULANG TAHUN KOK MALAH KE DOKTER GIGI. ULANG TAHUN PERGI MAKAN-MAKAN KEK. Ya udah ini kue cici titipin aja!"
"Oke deh cii."
"Tapi fotoin dlu ya!"
Langsung masuk ke kisah, malam sebelumnya, 11 April 2011, sang empunya rencana, mama geng alias CF memulai rencana mulia ini. Yang ikutpun cuma bertiga, satu lagi si Ace. Rencana nyodorin kue ulang tahun ke 19 Tania pun dilancarkan pada jam 7 malam. CF sendiri gak yakin kalau Tania ada di rumah atau enggak. Kalau gak ada di rumah pun pasti dia makan-makan sama keluarga. Yakin seyakin-yakinnya CF.
Sampai di depan rumah Tania
Gak pake ba bi bu, langsung turun dari mobil, dan buru-buru ngambil lilin ultah yang ditancepin secara barbar ke kue. Akhirnya kue tersebut ngejoblos sebelah, masih untung gak berbentuk abstrak. Kue pun siap disodorkan kepada sang target yang dicurigai masih di dalam rumah, karena motor ber plat BCL dan mobilnya masih ngedengkem di terasnya.
"Taniaaaa, Taniaaaa!"
"Tanianya lagi pergi ci."
"HAH? TANIA KEMANA?"
"Ke... dokter gigi..."
"HARAM YA ITU ORANG, ULANG TAHUN KOK MALAH KE DOKTER GIGI. ULANG TAHUN PERGI MAKAN-MAKAN KEK. Ya udah ini kue cici titipin aja!"
"Oke deh cii."
"Tapi fotoin dlu ya!"
Three of us, with GaTot birthday cakes
Dan akhirnya surprise ini berjalan... GAGAL TOTAL! Lilinpun ditiup sama yang ngasih kue.
THE END
Labels:
gatot,
suprise,
tania birthday
4.4.11
When Junior High Meet Condoms
Kalo nginget masa lalu itu memang ternyata buodohhh banget ya. Sekarang mau ceritian masa SMP 3 nih, tempatnya di Bali loooh.
Inilah pertamanya angkatan SMP terbang ke Bali. Masih norak-norak gitu deh keluar pulau tapi gak dijaga orang tua. Yang ada cuma guru-guru SMP yang notaben lumayan bebas. Asik deh hihihi. Dan tepatnya malam pas saya ultah atau malam sebelumnya kita jalan-jalan di pinggiran pantai Kuta dan Legian (ciee) sambil menikmati angin malam. Ntah datang ide darimana, sohib saya, Clement, nantangin BJ (yang sohib saya juga) buat beli kondom. Mumpung kondomnya dibayarin, diambilah itu tantangan sama si BJ. Gratis sih.
Dulu di Bali belum ada Circle K, kalau gak salah namanya K-Mart ato apa Mart gitu. Yang pasti kayak abal gitu deh. Si BJ dengan polosnya ngasih kondom itu buat dimasukkin ke belanjaan. Mbaknya cuma cengok liat anak umur segitu udah beli kondom. Fiesta, rasa Stroberi, harganya kira-kira ceban. Masih saya ingat jelas. Berhubung ini Bali, jadi yaaa dimasukkin aja deh sama itu mbak-mbak.
Akhirnya sampai di kamar hotel, kita semua langsung buka kondom tersebut. Bukanya di WC lagi, sambil liatin itu kondom bertiga. Kondomnya dibungkus alumunium foil kedap dan tanpa udara. Bentuknya pas dibungkus kayak lingkaran besar, terus dalamnya ada lingkaran kecilll tapi padet. Pas dibuka, kayak sosis tak berisi. Teksturnya kenyel-kenyel licin. Unik kan? Ya iya waktu itu baru pertama kali liat kondom.
Karena takut ada razia dadakan, akhirnya kami memutuskan untuk TIDAK membuang kondom tersebut. Kalo dibuang di tong sampah terus ketemu sama guru kan gaswat pangkat 10 juga. Lemari di bawah wastafel pun menjadi korban perbuatan laknat kami ini. Kalau ditanya kondom ini punya siapa, tinggal dijawab 'Gak tahu dehhh.' atau 'Punya bule yang sebelumnya kali.'
Dan saya sekarang benar-benar penasaran dengan nasib kondom tersebut.
Inilah pertamanya angkatan SMP terbang ke Bali. Masih norak-norak gitu deh keluar pulau tapi gak dijaga orang tua. Yang ada cuma guru-guru SMP yang notaben lumayan bebas. Asik deh hihihi. Dan tepatnya malam pas saya ultah atau malam sebelumnya kita jalan-jalan di pinggiran pantai Kuta dan Legian (ciee) sambil menikmati angin malam. Ntah datang ide darimana, sohib saya, Clement, nantangin BJ (yang sohib saya juga) buat beli kondom. Mumpung kondomnya dibayarin, diambilah itu tantangan sama si BJ. Gratis sih.
Dulu di Bali belum ada Circle K, kalau gak salah namanya K-Mart ato apa Mart gitu. Yang pasti kayak abal gitu deh. Si BJ dengan polosnya ngasih kondom itu buat dimasukkin ke belanjaan. Mbaknya cuma cengok liat anak umur segitu udah beli kondom. Fiesta, rasa Stroberi, harganya kira-kira ceban. Masih saya ingat jelas. Berhubung ini Bali, jadi yaaa dimasukkin aja deh sama itu mbak-mbak.
Akhirnya sampai di kamar hotel, kita semua langsung buka kondom tersebut. Bukanya di WC lagi, sambil liatin itu kondom bertiga. Kondomnya dibungkus alumunium foil kedap dan tanpa udara. Bentuknya pas dibungkus kayak lingkaran besar, terus dalamnya ada lingkaran kecilll tapi padet. Pas dibuka, kayak sosis tak berisi. Teksturnya kenyel-kenyel licin. Unik kan? Ya iya waktu itu baru pertama kali liat kondom.
Karena takut ada razia dadakan, akhirnya kami memutuskan untuk TIDAK membuang kondom tersebut. Kalo dibuang di tong sampah terus ketemu sama guru kan gaswat pangkat 10 juga. Lemari di bawah wastafel pun menjadi korban perbuatan laknat kami ini. Kalau ditanya kondom ini punya siapa, tinggal dijawab 'Gak tahu dehhh.' atau 'Punya bule yang sebelumnya kali.'
Dan saya sekarang benar-benar penasaran dengan nasib kondom tersebut.
3.4.11
Di Arus Kali Harmoni
Seperti biasa, kehidupanmu makin dewasa akan makin absurd. Banyak tingkah laku yang tidak terduga, apalagi kalau tinggal di kota Jakarta. Sebagai penggemar favorit Transjakarta atau yang biasa disebut busway (akibat salah kaprah).
Sabtu sore kemarin, saya baru saja mengerjakan tugas yang akhirnya tidak selesai *sedih*. Kalau udah kuliah tuh beda banget sama yang namanya sekolahan. Dari ngerjain tugas yang biasa jalannya cuma satu komplek, paling banter sebrangan, sekarang sampai ke ujung demi berkumpul dari antah berantah. Perjalanan saja bisa menghabiskan waktu satu setengah jam. Capekkk. Apalagi kalau naik busway sore-sore. Macetnya tambah juara! Dan saya menunggu di halte Harmoni, tepatnya di atas (kita sebut saja) kali Harmoni.
Kali Harmoni ini memang membawa kejutan. Dari baunya yang super, sampai arusnya yang duper. Setelah menaiki bus menuju arah Pulogadung dari Harmoni, tidak terhindarkan saya kena lampu merah. Ya biasa lah Jakarta gitu looooh.
Tapi gak sampai disitu saja saya memandang ke arah kanan *nengok* ada satu hal yang saya lihat. Ada pria berbaju hitam sedang berjongkong, dan belahan hati(pantat)nya diobral kemana-mana. Seperempat belahan hatinya tercelup derasnya arus kali Harmoni. Wajahnya saya tak lihat, tapi diperkirakan dia sedang berkonsentrasi, untuk membuang serpihan cinta (hajat) di sana.
Eughhh, Jakarta memang tak terduga. Masih banyak misteri tersimpan di dalamnya.
Sabtu sore kemarin, saya baru saja mengerjakan tugas yang akhirnya tidak selesai *sedih*. Kalau udah kuliah tuh beda banget sama yang namanya sekolahan. Dari ngerjain tugas yang biasa jalannya cuma satu komplek, paling banter sebrangan, sekarang sampai ke ujung demi berkumpul dari antah berantah. Perjalanan saja bisa menghabiskan waktu satu setengah jam. Capekkk. Apalagi kalau naik busway sore-sore. Macetnya tambah juara! Dan saya menunggu di halte Harmoni, tepatnya di atas (kita sebut saja) kali Harmoni.
Kali Harmoni ini memang membawa kejutan. Dari baunya yang super, sampai arusnya yang duper. Setelah menaiki bus menuju arah Pulogadung dari Harmoni, tidak terhindarkan saya kena lampu merah. Ya biasa lah Jakarta gitu looooh.
Tapi gak sampai disitu saja saya memandang ke arah kanan *nengok* ada satu hal yang saya lihat. Ada pria berbaju hitam sedang berjongkong, dan belahan hati(pantat)nya diobral kemana-mana. Seperempat belahan hatinya tercelup derasnya arus kali Harmoni. Wajahnya saya tak lihat, tapi diperkirakan dia sedang berkonsentrasi, untuk membuang serpihan cinta (hajat) di sana.
Eughhh, Jakarta memang tak terduga. Masih banyak misteri tersimpan di dalamnya.
Pergilah kau wahai hajat.
Pergilah mengikuti arus kali Harmoni
yang tak tahu berujung kemana.
Semoga dirimu tenang di alam sana.
Langganan:
Postingan (Atom)