18.9.11

Satu, Dua, dan Tiga

Satu itu menggenapi, dua itu membunuh. - Filosofi Kopi, Mencari Herman

Buat yang pernah baca buku FilKop pasti pernah quote ini tidak terlihat asing lagi di mata kalian. Somehow, I feel it is right. You couldn't have two same things on a different person. Which is love. Satu cinta akan menggenapi hidupmu, sedangkan dua akan membunuh. Tetapi tiga akan membuat diri lu sendiri bertanya: Sebenernya apa sih prioritas hidup gue?

Well, tulisan ini mungkin akan menjadi lebih panjang dari sebelumnya, dan tidak serapih tata tulisan gue yang kemaren dikarenakan satu penyakit hati: galau. Trust me, this is one of the worst condition in my life.

Orang pertama yang gue cintai itu selalu hadir kemanapun gue berada. Dia adalah diri gue sendiri. I can't stop to love myself. sitting alone in the corner of the room, or having my imagination gone wild as I want. Hey, I love myself being alone. Dapat dibilang ini adalah salah satu puncak hidup gue, dimana gue hidup sendiri dan hanya segelintir orang yang tahu keadaan gue yang sebenarnya. Pertemuan dengan mereka pun dapat dihitung dengan jari dalam 1 tahun.  Gue bebas ngapain aja, mencari tahu banyak hal, atau hanya mojok di pojok ruangan sambil nulis blog yang kayak gue lakukan sekarang. 

Tapi sampai kapan?

Gue terkadang merindukan masa dimana ketika gue bangun tidur, gue bisa melihat ada seseorang di samping gue yang masih tertidur pulas, dan dia tahu who I really am. And yeah, she's one of my best friends. She is the second person that I love.

Banyak orang yang bilang jatoh cintrong sama sahabat itu enak, tapi enggak bagi gue. Kita, yang ibaratnya udah pernah ngeliat satu sama lain bugil, dalam arti lain udah gak lagi yang namanya rahasia-rahasiaan, tiba-tiba statusnya berubah dari sahabat jadi pacaran. Tiba-tiba berada dalam posisi yang udah tahu satu sama lain, dan harus bertindak layaknya orang pacaran. Yang dulu rangkul-rangkulan sambil ketawa-ketiwi jadi sambil mesra-mesraan.Yang dulu kalo makan saling rebutan akan menjadi saling berbagi.

Di satu sisi, semua terlihat begitu indah. Tetapi di satu sisi, gue gak ada bedanya sama gambler kalo gue memindahkan tempat dia di hati gue.

Dimana gue mempertaruhkan seorang sahabat untuk seorang pacar. 
Dimana gue memperaruhkan seorang sahabat yang gak akan pernah kembali, walau dia tetap ada.
Dimana gue mempertaruhkan kebersamaan kita selama 7 tahun untuk sebuah masa depan, atau sebuah kesia-siaan.

Akhirnya gue gak bisa lanjut dari hal itu. Gue gak rela mempertaruhkan persahabatan demi keinginan gue semata. Gue pun dulu pernah menyatakan cinta ke dia, tanpa menembak dia. Dan gue rasa itulah keputusan terbaik yang bisa gue lakukan, dan gue gak akan pernyah menyesal. Biar ombak Kuta saja yang menjadi saksi (cieee).

Orang yang ketiga  adalah erm... Gue gak bisa ngomong disini, karena sekarang bukan waktunya yang tepat dan dapat mempertaruhkan masa depan gue. So, just wait a little more. Okay? Maybe about 1 or 2 years later, when I turn into a better person, I'll write about her in my blog.







Hati tidak pernah memilih. 
Hati dipilih.
Jadi kalau kamu telah bilang memilih saya,
maka selamanya kamu tidak akan pernah tulus mencintai saya.
Karena hati tidak pernah memilih,
ia tahu kemana harus berlabuh. - Dewi Lestari, Perahu Kertas

2 komentar:

Brian Pinky mengatakan...

gila lu ming, ternyata melankolik sekali ya...hahaha ketebak sih.

well gw sih punya prinsip yg sama pada dasarnya, seorang teman adalah teman dan gak akan berubah menjadi seorang pacar, apapun itu, krn pertemanan dasarnya adalah tulus, tanpa syarat sedangkan pada pacar adanya hasrat dan keinginan yang membuat kita cenderung ingin memiliki. well it's human....

tapi untuk menjaga sebuah pertemanan dan cinta itu sama2 sulit, disaat teman (dengan lawan jenis khususnya) kita harus tetap saling menjaga perasaan "for not falling into" dan kepada pacar, kita harus menjaga komitmen untuk selalu menerimanya apapun keadaannya. itulah jg yg jadi isu kita2 sebagai manusia yg gak luput dari dosa.

well i like the quotes

"Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi kalau kamu telah bilang memilih saya, maka selamanya kamu tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak pernah memilih, ia tahu kemana harus berlabuh." by Dewi Lestari, Perahu Kertas

gw numpang copas bro!

anyway cheers mate! don't ever lose hope in God ^^

Darwin - Aming mengatakan...

Wahh gila lu adalah salah seorang yang comment di blog gue paling panjang hahaha. Jawabannya di YM aja ya :P