Dirinya asing. Aku tak mengenal dirinya. Ia menatap, dan memegang tanganku seperti saudaranya sendiri.26 Oktober 2010, salah satu kejadian bersejarah terjadi. Aku tertabrak motor, untung saja hanya keseleo di tangan dan bengkak di kaki. Itu merupakan sebuah keajaiban yang besar. Mataku tidak luput dari brosur yang ku ambil sendiri pada hari Minggu di Gereja. Hari ini bertepatan dengan mass healing yang diadakan oleh seorang Pastur dari Filipina. Namanya Fernando Surez. Cukup eksotis untuk sebuah nama, seperti tokoh telenovela Maria Mercedes.
Jarum jam sudah menunjukkan angka setengah tujuh. Setengah tujuh malam tepatnya. Terburu-buru, tanpa ba bi bu gue mengambil sepatu yang biasa dipakai untuk pergi ke kampus. Sayangnya basah. Tanpa ba bi bu lagi, pantofel yang sangat tidak nyaman itu terpaksa kupakai. Agak sedikit keras di kaki. Untungnya Clement lagi disini, profesinya sejenak berubah menjadi supir semi pribadi.
Sudah disangka, gereja terlalu ramai untuk diriku seorang diri. Mereka yang masuk diwajibkan memakai sebuah plester, yang nantinya bertuliskan apa yang ingin disembuhkan. Dalam bahasa Inggris tentunya, Pasturnya tidak mengerti apa itu Bahasa. Ada yang menulis bad eyes sight, migrain, cancer, dan masih banyak lagi. Kak Stecy yang membantu mereka menuliskan. Percakapan pendek terjadi.
"Win, lu sakit apa?"
"Sakit di tangan nih, abis ketabrak motor!"
"Kapan?"
"Tadi siang nih, di depan Cempaka Mas. Jadi gue nulisnya apa nih? Bingung gue."
"Tulis aja ACCIDENT."
Tanpa komentar, tangan langsung menulis ACCIDENT di plester tersebut, lalu ditempelkan ke baju. Diriku sendiri sedikit tertawa konyol, bagaimana jika Pastur melihat plester ACCIDENT di bajuku ini? Mungkin reaksinya bisa tertawa 7 turunan. Ya sudahlah, sudah ditulis begini. Nanti saja gantinya kalau memang sudah kepepet. Kali ini aku duduk paling belakang, sendiri, kiri kanan merupakan orang yang tak dikenal. Duduk saja lah, daripada tidak dapat tempat. Toh lebih baik duduk daripada berdiri kan?
Disebelah kiri ku seorang wanita berbaju hitam, agak jauh dariku. Sebelah kanan, seorang wanita berbaju kuning dengan suaminya. Mukanya terlihat sedikit ramah, tetapi dia cukup jauh dari posisiku sekarang ini. Ketika Misa dimulai, bagai magnet diriku tertarik ke kanan. Bukan karena suka, tetapi karena alunan lagu yang memerintahkan kami untuk saling bergandeng tangan. Tangannya halus, lembut. Bukan secara fisik, tapi secara psikologis. Entah kenapa hanya terasa damai, itu saja. Tidak lebih.
Ibarat sang Pencipta, awalnya ia merupakan seseorang yang tidak kenal. Kita tidak tahu siapa itu sang Pencipta. Ia mengulurkan tanganNya, dan kita sebagai manusia memegang tangannya dengan erat. Yang terasa hanyalah damai, bebas dari beban hidup. Cukup terharu dengan kejadian ini. Air mata hampir menetes, tetapi tidak jadi. Malu dengan yang lain, ditahan saja untuk nanti dirumah!
Ketika penyembuhan dimulai, banyak dari mereka yang sembuh. Dari yang lumpuh jadi berjalan normal, ada yang migrainnya hilang, sampai dadanya mengecil. Ya, dadanya mengecil. Ia mengidap kanker payudara dan sembuh. Mereka pun memberi kesaksian secara langsung di depan altar. Apa yang disembuhkan, sudah berapa lama mengidapnya. Ternyata banyak lebih parah dari diriku yang cuma tertabrak motor ini.
Aku pun maju ke depan. Masih dengan label ACCIDENT, untungnya ada plester di depan. Akhirnya ku ganti dengan PAIN ON HAND. Takut Pasturnya bingung harus berdoa apa, dia kira nanti diriku yang "polos" ini meminta kecelakaan bertubi-tubi lagi! Ah jangan sampai. Ketika sampai di depan, tangan yang bekas kecelakaan ini dijamah. Awalnya masih terasa sakit, tetapi lama kelamaan menjadi lebih baik, walaupun masih agak sedikit sakit. Ketika disuruh kesaksian, sang MC bertanya.
"Nama kamu siapa, sakit apa, dan dari kapan?"
"My name is Darwin. I have a pain on my hand, and now it's healed."
"When did you feel pain on your hand?"
"This afternoon..."
Ketika orang-orang bersaksi "Saya sakit kanker, sudah 7 tahun.", "Saya sakit psoblablaa sudah 5 tahun.". Lah? Gue (maaf ya pake gue, pake aku agak najis kalo buat kalimat ini) yang bisa dibilang baru kejadian tadi siang, malah motornya yang nyaris rusak, masih minta disembuhin lagi! Muluk banget ye, masih bagus selamat dan gak luka serius. Gue sendiri tadinya juga pingin nitip doa sama Pastur. Tetapi niat tersebut gue urungkan saja. Karena memang, selama ini bokap gue udah mengalami kesembuhan secara sedikit demi sedikit. Masih banyak dari mereka yang lebih membutuhkan berkatNya daripada gue, maupun bokap gue. Masih ada yang jauh lebih parah dan nyaris gak bisa disembuhkan. Disini gue belajar lagi, bahwa selama ini Tangan Tuhan emang udah bekerja kok. Cuma kitanya aja yang gak sadar dan gak pernah bersyukur, selalu minta lebih, lebih, dan lebih. Bersyukurlah buat apa yang udah kita dapatkan, baik secara fisik maupun mental, karena apa yang Ia tahu apa yang akan Ia berikan kepada kita, itu semua pasti yang terbaik untuk kita semua.
Genggaman tanganNya tidak pernah terlepas, Ia selalu setia menggenggam kita. Hanya kita saja yang tidak sadar telah digenggam oleh Nya! Ketika kita melihat ke atas, kita baru sadar bahwa selama ini ada yang menggenggam kita agar tidak jatuh. Jatuh jauh sampai ke lubang hitam tiada henti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar