Berbekal kuota internet di penghujung bulan dan waktu satu menit, gue menonton cara membuat pasta alfredo, ato apa lah yang saosnya putih-putih gitu pake susu. Oh, gampang ya gini doang. Gumam gue sambil ngangguk-ngangguk optimis. Bahannya gampang pula, tinggal beli di supermarket deket kantor.
Pasta? Ada. Susu? Ada. Minyak zaitun? Ada. Keju, garam, gula, lada, bawang merah dan putih? Ada, ada, ada, ada, ada dan ada. Cuma daun-daun kering seperti basil dan sejenisnya (gak tahu namanya apa) yang kurang. Ya udah lah, rasanya pasti beti alias beda tipis dari yang di tutorial.
Sambil ditemani Pepey, anjing gue yang belum genap setahun, gue mepersiapkan bahan-bahan yang ada dulu. Biar tinggal dimasuk-masukkin gitu. Bawang-bawang pun diongseng dulu dan dilanjutkan dengan merebus susu sampai buih-buihnya terlihat. Plung, pasta tercemplung ke dalamnya. Mama gue pun masuk ke dapur sebagai cameo dan bertanya, "Win, itu kan pastanya masih kering. Kok dimasukkin ke susu?"
"Iya ma, abisnya di videonya gitu.", kata gue dengan cuek dan agak sotoy. 15 menit pun berlalu. Susu yang udah dimasukin udah hampir tinggal cerita. Tapi pastanya belom empuk-empuk juga. Gue pun menuang susu lagi, berharap pasta akan matang seketika. 20 menit berlalu. Pastanya ga empuk-empuk juga. Sejak kapan masak pasta jadi segini lama? Perasaan di WarPas (Warung Pasta, tempat nongkrong anak gaul kehabisan budget) aja cepet banget. Kalo ngabisin 30 menit persediaan gas buat masak sepiring pasta doang mah, rugi ateuh!
Akhirnya gue sadar, kayaknya gue yang kurang teliti atau udah kelewat seneng ngeliat tutorial gampang, yang berakhir pada sebuah perjuangan panjang. Alhasil dapur hampir gak karuan, bekas-bekas motong belom diberesin, wajan lengket parah, dan muka gue dengan bakwan dingin pun hampir susah dibedakan.
Tanpa perlu menyediakan gambar, akhirnya pasta tersebut jadi juga dengan perjuangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar