17.9.14

Kematian

Apakah itu kematian? Tentunya kematian memiliki banyak arti tergantung paham masing-masing. Kalian bisa menjawab pertanyaan ini secara harafiah atau falsafah. Bebas, tidak ada aturan baku yang berkata ya maupun tidak.

Merujuk dari KBBI, kata mati secara harafiah memiliki arti sudah hilang nyawanya atau tidak hidup lagi. Awalan ke- dengan akhiran -an menambahkan pernyataan sedang dalam keadaan. Sehingga kombinasi antara kata kerja dan imbuhan ini melahirkan sebuah makna baru: sedang dalam keadaan mati. Logikanya, jika objek tersebut sedang dalam keadaan mati, berarti kamu tidak dapat bertemu dengan dia kembali bukan?

Namun apakah kematian benar-benar membawa manusia kepada sebuah perpisahan abadi? Pernahkah kamu merasa kematian adalah awal dari sebuah perjumpaan yang engkau selalu rindukan? Terkadang kematian seorang rekan yang sangat kita kasihi dapat menjadi sebuah kapsul waktu. Membawamu ke awal perjumpaan yang abadi. Tentunya hukum ruang dan waktu tak akan berlaku di sini.

Dalam hitungan sepersekian detik, kesadaranmu akan ditarik kembali ke masa saat kamu pertama atau terakhir kali bertemu dirinya. Entah saat kamu menangis tak bisa berkata karena kamu hanyalah seorang bayi pada saat itu, atau menangis lirih dengan segala penyesalan menduri di dada. Tidak ada yang terlambat, namun semua sudah terjadi. Kamu tidak perlu repot-repot menyesali karena ini adalah sebuah pelajaran hidup.

Suatu saat kita semua pasti akan mati. Saya membebaskan kamu untuk berasumsi ini adalah sebuah pertemuan atau sebuah perpisahan. Tapi janganlah kamu takut. Ketika kamu merasa hampa, saya akan selalu senantiasa ada. Saya pun percaya kalian akan tetap ada, mendekap hangat memeluk rasa.

Kelak waktunya tiba, ini adalah sebuah momen bahagia dalam sedih, sedih dalam bahagia. Sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, tak dapat dibuktikan tapi cukup kamu rasakan. Dan di sini saya diuji untuk percaya, bahwa kamu akan selalu ada. Selamanya.


13 September 2014, 01:01

Tidak ada komentar: