Sudah lebih dari 60 hari kaki ini tidak menginjak ibukota.
Ibukota yang dijuluki sebagai kota penuh impian, di mana seluruh harapan umat-umat di dalamnya akan terdengar jikalau mereka berani bekerja keras. Atau sekadar kena durian runtuh saja.
Kaki ini pun mulai melangkah kembali, menulusuri napak tilas ibu dari segala kota Indonesia.
Jakarta namanya.
Dibimbing cahaya dari para pencakar langit, malam tampak cerah walau tak berbintang.
Tak pernah mata ini tersesat, walau kota diselimuti kegelapan.
Dibisiki ingar-bingar ibukota, telinga ini dengan sabar setia mendengar.
Mendengar seluruh keluh-kesah jalanan yang tak pernah tertidur di penghujung akhir minggu.
Hati ini tidak pernah merasa sendiri, padahal raga hanya sekadar menjadi sunyi diantara segala keriuhan.
Kembali pulang, walau hanya untuk sesaat.