Kemarin malam (secara belum jem 12 teng) gue sedikit beruntung. Langit berwarna biru gelap, tanpa awan dan gue bener-bener sendiri malam itu. Oh man, ketika itu juga gue merasa selama ini gue udah lama banget gak pulang dari gereja jalan kaki karena faktor teman-temin yang bisa ditebengin dan ada pula yang berbaik hati nganterin.
Saat gue jalan sendiri, gue tersadar bahwa gue belakangan ini kurang punya waktu sendiri. I mean ketika lu benar-benar sendiri karena lu yang mau. Bukan karena ditinggal temen ato gak punya gawean untuk kemana-mana. Gue butuh privasi untuk berbicara sama diri gue sendiri, dan bersama alam tentunya. Oh iya gue mau jelasin juga kalau belakangan ini gue ingin sedang mencoba kembali ke kehidupan spiritual lagi. For the sake of myself. Dan kali ini gue ditemenin sama bulan untuk ngobrol. She's quite pretty tonight.
Eh jangan salah sangka ya, bukannya gue kayak gini seteress, gila, atau sinonim dan sanak saudara lainnya. Bahkan dulu gue sering berkontak dengan angin, langit, dan senja. Karena gue percaya Dia selalu menggunakan berbagai cara untuk berbicara pada manusia.
Ok, mari kita lanjutkan perbincangan gue dengan bulan. Gue berkeluh kesah mengenai pertemanan gue yang terkadang terkesan palsu, dilandaskan atas asas keibaan dan. Iba yang bukan karena dari dalam hati, tetapi memang karena mereka merasa ini hanya kewajiban, atau bisa jadi formalitas. Sehingga malam ini membuat gue merasa dekat kembali dengan bulan.
Hati gue memutuskan untuk kembali ke diri gue yang dulu, bersikap lebih individualis dalam beberapa aspek. Mungkin salah satunya pertemanan, yang membuat gue akan menjadi lebih pemilih dan gak percayaan. Entah itu berhasil atau enggak, jadi atau enggak, gue lihat aja nanti.
Jika ditanya kenapa gue lebih memilih untuk menjadi individualis, gue cuma bisa jawab 1 kata. Pilu. Hati gue selalu nyeri, tetapi gak tahu nyerinya ada dimana. Mau diobatin juga bingung caranya gimana. Mungkin salah satunya kembali menjadi lebih individualis, dan pilunya bisa saja hilang dalam sekejap.
Jangan salahkan gue jika gue begini. Gue juga gak akan salahin kalian kok. Memang gak ada pihak yang salah. Kalian baik, cuma mungkin kita hidup di dua dunia yang berbeda. Jadi jangan heran kalau gue mencoba jalan hidup yang sedikit berbeda. Jadi jika ada salah-salah dan ada sikap gue yang gak sreg, gue bilang aja sekarang sori yaaa :)
"When your time comes, you have to chase the moon."
Mungkin kalimat tersebut punya interpretasi ganda. Tapi gue punya makna gue sendiri akan kalimat tersebut. Gue yakin someday beyond the moon I will find a man there who will become my best partner. And he is me.
Darwin Boy Sxander
31 Januari 2013; 1:58 AM
Chasing The Moon